Friday, November 16, 2007

Menghargai Ibu...??


Apakah kalian semua tahu kapan saat yang paling menentukan untuk mengukur betapa besar rasa cinta kita kepada seorang ibu..??

Temani istri anda pada saat ia melahirkan anak-anak anda...!!

It works for me...

Thursday, November 8, 2007

Bersama Astro TV

Sudah lama saya berlangganan Astro TV. Pada suatu hari salah seorang kawan saya ingin berlangganan, kebetulan saya punya contact person salah seorang customer service disana, namanya Icha. Kawan saya ini (Ferry) langsung saya ajukan untuk diprioritaskan menjadi pelanggan, dengan senang hati Icha melayani permintaan saya dan tidak sampai satu minggu Astro sudah menjadi bagian dari hiburan keluarga teman saya tersebut.

Kira2 satu minggu kemudian salah seorang kawan saya yang lain (Faried) menghubungi saya kalau dia ingin berlangganan Astro, sontak saya langsung menghubungi Icha lagi agar pihak Marketing and Sales Astro menghubungi saya. Dan benar saja tidak lama kemudian pihak Astro menghubungi saya. Yang mengejutkan adalah saya diberitahu bahwa jika saya mengajukan satu orang untuk menjadi pelanggan Astro dan ternyata di approve maka saya bisa gratis berlangganan selama satu bulan. Dan itu berlaku kelipatan. Langsung terbayang di benak saya akan gratis dua bulan nih.

Tapi ternyata...

Hingga saat ini (hampir atau bahkan lebih dari 6 bulan) saya tetap tidak mendapatkan fasilitas itu. Saya sudah mencoba untuk menagih Icha, dari mulai dia masih bertugas di Radio Dalam, pindah ke Gading dan sekarang dia sudah keluar dari Astro yang akhirnya saya coba tanyakan ke Shendy (pengganti Icha di Astro Radio Dalam) dan hasilnya nihil. Akhirnya saya cuekin aja, anggap aja emang nggak ada fasilitas itu dan kalo nagih2 terus kok kayak gue nggak mampu bayar aja ya...???

So, jangan selalu berharap dengan hadiah dari suatu perusahaan, anggap saja dapet sukur nggak dapet ya udah...

Es Potong...

Jaman SD, sekitar 25 tahun yang lalu, ada es yang namanya es potong, es ini panjangnya sekitar satu meter kemudian dipotong2, setiap potongannya dijual Rp. 25,-. Setiap pulang sekolah aku selalu tergila-gila dengan es potong itu, tapi kalau sedang tidak punya uang aku secara sengaja ikut bergerombol dengan gerombolan anak-anak SD lain yang sedang berebutan es potong tersebut sambil ikut berteriak2 meminta bagian. Beda aku dengan anak2 SD lain tersebut adalah mereka meminta bagian es tersebut sambil mengacung-ngacungkan uang mereka sedangkan aku tidak. Aku hanya meminta2 bagian tanpa membayar, alhasil aku selalu dapat gratis dan itu aku lakukan hampir setiap hari. Yang lebih konyol lagi adalah sempat si Bapak Penjual es potong tersebut memberikan aku uang dikarenakan ia mengira bahwa aku adalah orang yang memberi ia uang dan ia berkewajiban mengembalikan karena jumlah uang tersebut terlalu besar. Wah hari itu aku pesta pora, beli es potong, cincau, bahkan bisa beli cendol...

Kemarin aku main ke Ciputat dan secara tidak sengaja aku melihat Bapak tua itu masih berjualan es potong... Ingin rasanya meminta maaf tapi permintaan maaf sepertinya tidak ada gunanya.

Superman


Pulang kantor, waktu itu masih berdomisili di Wisma Dharmala Sakti Sudirman, sekitar jam 8 malam, kebetulan hari itu tidak bawa mobil atau motor jadi terpaksa ngebis. Pulang masih ke Ciputat, berarti ke arah Blok M, harus menyeberang jalan melewati jembatan penyeberangan, suatu kegiatan yang melelahkan karena tangganya lumayan banyak.

Sampai di atas jembatan saya berjalan santai, tapi ada satu keanehan yang terjadi, tas (bagpack) yang saya bawa di punggung bergoyang tertarik-tarik, wah saya langsung berpikiran negatif, sepertinya tas saya sedang ditarik-tarik orang. Langsung saja saya mempercepat dan memperpanjang langkah, tapi tetap saja tas saya tertarik-tarik, sebel juga rasanya, akhirnya saya langsung berpaling untuk langsung mengkonfrontir orang yang menarik-narik tas. Tapi yang mengejutkan adalah tidak ada orang yang berprilaku mencurigakan, semua yang ada di sekitar saya bertingkah laku normal layaknya orang-orang yang sedang pulang kerja, secara pada waktu itu juga masih pukul 8 malam dan suasana sangat ramai. Saya kembali berjalan, tapi tentunya dengan sedikit pertambahan kewaspadaan.

Sesampainya di seberang saya bertemu dengan salah seorang teman dari departemen Finance, namanya Nuri yang kebetulan sedang menunggu bis bersama pacarnya. Saya menegurnya, dia tersenyum, sedikit basa basi akhirnya saya berlalu dan berdiri tidak jauh dari tempat Nuri berdiri. Tidak lama Nuri dan pacarnya naik bis, tinggallah saya dan orang-orang yang tidak saya kenal menunggu bis yang tidak kunjung datang. Tidak berapa lama ada kejadian aneh lagi....

Tas saya kembali ditarik-tarik orang, tapi yang lebih mengejutkan lagi ternyata secara tidak sadar saya diapit oleh dua orang yang badannya tidak terlalu besar, sadar akan apa yang terjadi saya panik dan langsung ambil tindakan, saya dorong orang di sebelah kanan saya lalu saya pukul dengan sekuat tenaga muka dari orang yang berada di sebelah kiri saya, mereka terkejut bukan kepalang. Tapi yang tidak saya perhitungkan adalah orang yang menarik-narik tas saya dari belakang, dengan setengah berteriak ia memukul kepala saya dari belakang, saya limbung dan tiba-tiba saya sudah berdiri di tengah-tengah jalur lambat jalan Jendral Sudirman yang pada saat itu masih padat, tanpa membuang waktu saya lepas tas punggung dan saya pegang di tangan kanan sambil berteriak...

"Maju satu2 kalo berani...!! Jangan keroyokan..."

Anehnya tiba-tiba saja orang yang berniat untuk merampok saya itu menghilang entah kemana, menurut orang2 di sana sih ada yang naik angkot, ada yang naik bis dan ada yang jalan setengah berlari ke arah karet...

Wah, suatu pengalaman yang mengesankan, yang perlu digarisbawahi disini adalah pada saat itu keadaan ramai sekali, banyak orang yang menunggu bis berada di sekitar saya, baik laki-laki maupun perempuan, tapi TIDAK ADA SATUPUN YANG MEMBANTU, mungkin individualisme di Jakarta sudah mencapai puncak kedigdayaannya melebihi individualisme warga Asia lainnya.

Saya jadi seperti Superman...

Thursday, November 1, 2007

Wartawan Dadakan


"Supermall kebakaran, kita harus kesana...!!" seru istriku di telpon pada suatu sore
"Ok, ntar aku anterin, tapi abis Maghrib ya..."
"Boleh, ntar sama Rena dan Harley ya...."
"Ok deh..."

Perusahaan istri saya yang terdahulu memiliki klien Supermall Karawaci, kebetulan perusahaan istri saya tersebut menangani bidang Public Relationnya. Rena, adalah teman kantor istri saya dan Harley adalah suaminya. Keunikannya adalah Saya dan Harley berada di bawah satu payung group perusahaan, saya di Trans7 dan Harley di Trans TV. Hari itu terjadi kebakaran kecil di Supermall dan istri saya diutus pergi ke sana. Akhirnya jadilah kami berempat pergi ke sana, pulang kantor langsung menjemput istri dan kemudian menjemput Rena dan Harley di Plaza Senayan.

"Wah, pas banget nih, gue pake seragam, loe juga pake seragam, jangan-jangan ntar kita dibilang wartawan Trans Corp. nih..."
"Iya, ya udah kita ngaku-ngaku aja.."ujar Harley

Sesampainya di Supermall Karawaci kami langsung bertemu dengan Kepala Operasionalnya Mbak Eny yang terlihat panik karena harus menghadapi wartawan-wartawan yang melimpah. Dia duduk di ruangannya dan tidak mau bertemu dengan wartawan di luar sebelum istri saya dan Rena datang. Saya dan Harley duduk di ruang tamu dan setiap orang yang melewati kami langsung menganggukkan kepala tanda hormat karena kami disangka wartawan Trans Corp. hi.hi..hi..

Tidak lama istri saya dan Rena keluar dari ruangan diikuti oleh Mbak Eny yang sudah bisa tersenyum, entah apa yang telah meracuni mbak Eny sehingga dia bisa tersenyum. Mbak Eny langsung menuju lobi diikuti oleh Istri saya, Rena, kemudian dibelakangnya ada Harley dan saya. Tiba-tiba saja ada dua orang wartawan yang mengaku wartawan dari Indosiar dan Global menghampiri Mbak Eny dan menyodorkan pertanyaan-pertanyaan yang menyudutkan. Kontan Mbak Eny agak kaget, tapi hanya sekejap karena secara tidak sengaja kedua wartawan tersebut melihat saya dan Harley yang masih menggunakan seragam "kebesaran" kami, tiba-tiba sikap mereka melunak dan langsung menghampiri kami berdua sambil mengulurkan tangan.

"Saya koresponden Indosiar mas... Udah lama di sini...??"
"Wah kami sih dari tadi...."Jawab Harley seenaknya
"Saya koresponden Global mas, tau dari mana ada kebakaran, kok cepet banget..."
"Yaaaa.. kan ada teknologi satelit mas, kami langsung meluncur ke sini dan langsung interview sama manager operasionalnya... Gambar sih udah ada di stock shot dan udah dikirim ke HQ...." Jawab saya seenaknya.
"Wah, Trans hebat juga ya..."

Tidak berapa lama percakapan tidak bermutu itu harus kami akhiri karena Mbak Eny ingin memberikan statement resmi... Dan yang lebih penting adalah tidak ada wartawan lain yang berani menyudutkan dia karena ternyata mereka menganggap bahwa kami, karyawan Trans Corp, sudah memiliki data interview dan stock shot untuk penayangan news esok pagi...

"Ley, kalo dia tau kita bukan anak News bisa berabe nih..."
"Tenang aja... yang penting urusan beres..."
"Ma kasih ya.... Besok-besok bantuin kita lagi, tadi sih dua wartawan itu udah menyudutkan saya, tapi saya bilang sama mereka kalo dari Trans TV dan Trans7 mau wawancara eksklusif jadi mereka nunggu sambil kepingin membuktikan kalo kita dari Supermall bener-bener ada wawancara eksklusif dengan Trans, dan ternyata mereka bener-bener percaya hi..hi..hi.." timpal Mbak Eny tiba-tiba

Senang juga membantu orang untuk tersenyum.... Mungkin kalau kita didatangkan untuk nakut-nakutin wartawan lain perlu ada fee profesionalnya ya....

Big Family.... Very Big in PInk Panther


Sepertinya cerita pada saat lebaran tahun ini tiada habis-habisnya, ada satu kejadian lagi...

Pada suatu sore kami kedatangan satu keluarga besar berjumlah sekitar 10 sampai 15 orang, mereka datang dengan menggunkan satu buah mobil angkot berwarna PINK (saking pinknya gue jadi amaze banget). Dan yang lebih mengejutkan lagi satu angkot itu bisa memuat sampai 15 orang, wow....

Bulik (panggilan untuk tante) seperti lebaran-lebaran biasa, selalu kedatangan tamu yang begitu banyaknya, tapi kali ini (menurut saya) adalah yang terbesar karena satu rombongan, seperti ada hajatan saja.

Dan yang lebih mengagetkan lagi....

Mereka biasanya datang berlebaran tidak hanya 15 orang yang hanya terdiri dari orang tua dan anak, tapi terdiri dari orang tua, anak, 23 cucu dan 16 cicit....

Pfffuifffhhh......

Thursday, October 25, 2007

Get Busted....!!


"Selamat siang Pak...."
"Selamat siang..... Ada apa Pak..??"
"Bapak tadi melanggar rambu dilarang masuk dan ketika diperingatkan untuk berhenti Bapak tidak berhenti.."
"Lho... sekarang saya berhenti kok, kenapa anda bilang saya tidak berhenti..?? Lagipula anda tadi seperti formasi pengawalan jadi saya pikir anda tidak memberhentikan saya tapi menyuruh saya minggir karena ada pejabat daerah yang mau lewat..."
"Ya sudah, tolong SIM dan STNKnya Pak...!"

Begitulah sedikit percakapan ketika kami berempat, saya, istri saya, Tommy dan Andra diberhentikan oleh polisi di Solo ketika kami salah jalan. Setelah sedikit percakapan tadi polisi yang memberhentikan kami menuju ke mobilnya diiringi oleh saya dan Tommy. Tanpa ba..bi..bu.. dia langsung menulis surat tilang

"Mas Rino, minta slip yang biru...!" bisik Tommy
"Siiipp....", " Pak, saya minta slip yang biru...!"
Untuk sekedar informasi saja, pada surat tilang terdapat sip merah dan slip biru, slip merah diberikan kepada pelanggar apabila si pelanggar tidak mengakui kesalahan dan tidak mau menandatangani surat tilang sehingga proses akan dilanjutkan di kantor polisi atau pengadilan setempat, sedangkan slip biru diberikan kepada pelanggar apabila si pelanggar mengakui kesalahan dan kemudian slip tersebut dibawa ke BRI setempat dimana kita harus membayar denda sesuai dengan kesalahan kita, lalu STNK atau SIM yang diambil polisi dapat kita ambil dengan menunjukkan slip bukti bayar dari BRI setempat itu tadi. Jadi proses akan jauh lebih mudah jika kita mengaku salah dan diberikan slip biru.
Tapi anehnya ketika saya minta slip yang biru, bapak polisi tadi berujar..

"Maaf Pak, slip birunya nggak bisa saya kasih..."
"Lho kok begitu...?"
"Memang begitu peraturannya..!"
Mendengar jawaban tidak memuaskan tersebut Tommy (adik ipar saya) langsung mendekati polisi tadi sambil berujar..
"Bapak ini lulusan Serpong kan..?"
"Iya...."
"Bukannya waktu di Serpong Bapak dianjurkan untuk memberikan slip biru jika pelanggar mengaku salah..?"
"Iya benar, tapi di Jawa Tengah peraturannya beda Pak..."
"Ah yang beneeeeerrrr....?" Sambut Tommy sambil mengeluarkan HP dari kantongnya, ternyata dia mencoba menghubungi salah seorang kenalannya seorang polisi yang bertugas di Solo, dan benar saja...

"Selamat siang Bang... Maaf mengganggu, gue kena tilang nih..."
"Kena di mana Tom...?"
"Di deket rumah sih, katanya polisi di sini nggak bisa ngasih slip tilang warna biru, bener nggak Bang..?"
"Wah aku nggak tau Tom, aku kan di reserse, ya udah, ditilang aja Tom, ntar aku yang urus..."
"OK Bang, Thanks..."
Selesai percakapan singkat itu Tommy kembali ke polisi tadi

"Ya sudah Pak di tilang aja...."
"Tapi lagi-lagi polisi tadi mengungkit-ungkit bahwa slip biru tidak bisa diberikan, dan "ceramah" dari dia harus kami dengarkan. Hal ini menyebabkan Tommy kembali mengambil HPnya dan kemudian menghubungi seseorang yang ternyata adalah Pak Bambang Kaditlantas Polda Metro Jaya, percakapannya di speaker phone

"Selamat siang Pak..."
"Selamat siang Tom, ada apa nih tumben nelpon.."
"Begini Pak, saya kena tilang di Solo, tapi polisi yang nilang nggak mau ngasih slip warna biru, katanya peraturan di Jawa Tengah beda..."
"Hah.... Kata siapa itu, peraturan itu berlaku nasional dan sudah disetujui antara kepolisian, Mahkamah Pengadilan dan BRI, siapa itu yang ngomong..?"
"Saya Pak, Bripka Suyanto...." Jawab si Polisi penilang kami tadi dengan agak gugup
"Ya udah Pak nggak usah diperpanjang, terima kasih Pak Bambang" Ujar Tommy

"Ya sudah begini saja Pak, kalau Bapak bersikeras untuk meminta slip warna biru saya kasih deh slip biru ini... Kalo Bapak berdua dari Angkatan kenapa dari tadi tidak bilang...?"
"Lho, kami bukan dari Angkatan, tapi tadi Bapak tidak memberikan kami kesempatan untuk menjelaskan duduk perkara, ngambil STNK, SIM, trus langsung tulis di surat tilang Rino Haritus, kapan saya bisa ngomong..." Ya udah di kasih yang merah juga nggak ngaruh sama saya..."Omel adik ipar saya itu
"Ok, umurnya Pak Rino berapa....?"Polisi tadi bertanya sambil ingin mengisi kolom umur di surat tilang
"Itu kan ada di SIM, lihat aja...!"
"Oh 32 ya... Tinggalnya di mana...?"
"Itu kan ada di STNK, tinggal diliat trus ditulis, kenapa pake nanya-nanya..?"
"Ya udah, di komplek Hankam Kelapa Dua ya...."

Selesai proses melelahkan itu kami pulang dan kembali menelpon si Abang yang ternyata bernama Pamudji, salah seorang yang dikenal baik oleh keluarga kami. Dia meminta kami untuk menunggu sebentar di dekat tempat lokasi kejadian. Tidak berapa lama dia muncul, kemudian mengambil surat tilang tadi kemudian membawanya, setelah itu kami pulang.
Sampai di rumah langsung ambil es buah, pergi ke teras depan kemudian membakar rokok, baru setengah batang datang si Abang tadi sambil membawa STNK yang ditahan tadi. Hidup ini memang sedikit lebih mudah kalau kita banyak mengenal orang he..he..he..

Jadi tidak selamanya peraturan pusat bisa diterapkan di daerah, meskipun daerah tersebut bisa dibilang kota yang cukup besar seperti Solo

Monday, October 22, 2007

LOVE (From My Perspective)


Cinta.....???

Cinta itu memberi (love is giving)
Cinta bukan mengharapkan sesuatu

Coba dicerna deh, pasti anda akan tersenyum sendiri

Campur Darat Boyolangu Idol


Masih pada saat pulang kampung versi Lebaran 2007, Tulung Agung Minggu lalu

Setiap pagi dan sore hari, saya, Andra dan adik ipar saya Tommy selalu berkeliling desa Wajak di Tulung Agung dengan mengendarai mobil. Biasanya kita selalu menuju ke sawah atau ke kaki gunung Budeg sambil foto-foto, lumayan buat kenang-kenangan Andra kalau sudah besar nanti. Tapi pada hari itu kita berdua (me and my brother inlaw) sepakat untuk mengunjungi pengasuhnya Andra yang kebetulan rumahnya tidak terlalu jauh dari lokasi rumah ortu mertua saya, kira-kira 10 Km.

"Rumahnya di sebelah mana sih bule'....?"
"Pokoknya kamu jalan terus ke arah Boyolangu, lewatin tempat jual marmer, sampai di sebelah kanan ada plang pengacara, belok kanan trus ada jembatan, rumahnya di sebelah kiri"
"Ok Bule'...."

Jam 6 Pagi kita berangkat. Kita berdua pake kaos oblong celana selutut dan belum mandi, Andrapun demikian, malahan dia cuma pakai kaos singlet. Bergeraklah kita bertiga ke arah Gunung Budeg, masuk kelurahan Boyolangu, lewatin tempat marmer dan sampailah di daerah Campur Darat, ada plang pengacara langsung belok kanan, ada jembatan langsung belok kiri. Tanya ke penduduk sekitar rumah Nila sebelah mana ya...?? Tidak ada yang tahu, hampir desperado kita balik ke arah jalan raya, tapi di sebelah kiri ada bapak-bapak sedang berdiri...

"Pak, numpang tanya, rumah Nila sebelah mana ya..??"
"Oh di sebelah sini Mas, dibelakang rumah saya..."
"Masuknya lewat mana Pak...??"
"Ooohh... Mas tinggal keluar ke jalan raya aja, trus belok kiri, 10 meter di sebelah kiri itu rumah Nila di pinggir jalan, yang ada tambal bannya..."
"Terima kasih Pak..."

Naik mobil lagi, keluar ke jalan raya, belok kiri, tiba-tiba ada seorang perempuan keluar dari sebuah rumah, ternyata Nila pengasuhnya Andra, tapi dia terlihat bingung, belum saya turun mobil dia sudah lari masuk rumah lagi. Ternyata dia memanggil kedua orangtuanya.

Saya turun dan melihat keadaan rumah dari luar, luas rumahnya hanya sebesar kamar tidur saya, dibagi menjadi tiga ruang, ruang tamu, dapur dan kamar, sepertinya tidak ada listrik karena penerangan menggunakan lampu petromak, dindingnya dari bedeng, lantainya tanah, keadaannya memprihatinkan. Nila kemudian keluar bersama kedua orang tuanya, mereka begitu takjub dan kaget karena saya, Andra dan Tommy mau mampir ke rumah mereka

"Saya Rino Bu.... Pak.... "
"Iyaa.. saya Bapak Ibunya Nila, ini momongane Nila yo.... cakepnyaaaaa......"
"Andra mulai membentangkan tangan untuk digendong Nila..."

Tanpa disangka-sangka ada sekitar 5 sampai 6 orang di seberang jalan yang sedang menunggu angkot dipanggil oleh Bapaknya Nila..

"Hei siniii... Iki momongane Nila....!!"
Serentak mereka datang dan menyalami kami berdua sambil bertakjub ria melihat Andra secara rambut Andra juga baru saja di double skin
Dan....
Banyak lagi yang dipanggil dari kiri dan kanan rumah, alhasil kita bertiga seperti Indonesian Idol yang dikelilingi penggemar, maksud saya Campur Darat Boyolangu Idol

Begitulah kehidupan di desa, begitu erat persaudaraannya, kalau ada satu keluarga senang maka tetangga-tetangga yang lain akan ikut merasakan kesenangan itu, begitu pula sebaliknya, dan akhirnya habislah masa Idol kami, dengan berat hati kami akhirnya kembali ke Tulung Agung sambil membisiki Nila, "Cepet pulang ya...."

Friday, October 19, 2007

Apaan tuh....???!!


Pulang kampung ke Tulung Agung Jawa Timur ke rumah ortu mertua....
Rumah di sana cukup besar dengan halamannya yang besar pula. Istri sudah menginap di sana sejak 3 hari yang lalu, sedangkan saya menyusul sehingga baru tiba pada hari sabtu tanggal 13 Oktober
Sampai di sana langsung meletakkan tas pakaian, menjemur handuk yang saya bawa dan memarkir mobil di bawah pohon mangga, makan siang dan langsung mandi
Malamnya....

Mau mandi karena udara panas, pada waktu itu pukul 19.30, ambil handuk di jemuran dekat dapur lama, tiba-tiba saya melihat anak kecil bertelanjang dada memperhatikan saya, jaraknya sekitar 5 meter, saya perhatikan dan saya ambil kesimpulan bahwa itu adalah anak kampung yang nyasar ke rumah, rambutnya nyaris ikal dengan pandangan mata kosong ke arah saya, saya cuekin sambil berlalu...

"Bule' (panggilan tradisional untuk tante), itu ada anak kampung nyasar ke halaman belakang...!"
"Anak kampung..?? Itu bukan anak kampung... Nggak ada anak kampung yang berani masuk sini, lagian di belakang kan pagar tinggi..."
"Trus itu apa...??"
"Tebak aja sendiri...!!"

Sampai sekarang gue nggak bisa lupa muka tuh tuyul....

Sunday, October 7, 2007

Laki-laki (dari millis sebelah)

Ciri-ciri Pria CIRI-CIRI FISIK :

1. Permukaannya sering ditutupi rambut. Lebat di beberapa bagian, jarang di
bagian lain.
2. Mendidih ketika tertekan, membeku jika dihadapkan dengan logika, mencair
jika diperlakukan bagai dewa.
3. Mudah hilang keseimbangan jika bersenyawa dengan C'H'-OH (Alkohol)
4. Cenderung mudah jatuh ke dalam enerji rendah apabila bereaksi dengan
"wanita".
5. Jarang jujur setelah berusia 14 tahun
6. Menjadi gigih dan tidak
menyerah
jika tantangan datang tetapi lemah oleh kelembutan, bujuk rayu dan
sanjungan.
7. Sering mudah rusak akibat reaksi langsung dari jebakan "wanita".


SIFAT-SIFAT KIMIAWI :

1. Memiliki semua bentuk reaksi keinginan terhadap wanita sekalipun jika
reaksi tersebut bahkan tak mungkin berkelanjutan.
2. Bisa bereaksi cepat dengan beberapa isotop wanita dalam kondisi ekstrem.
3. Memiliki sifat yang kuat untuk menyakiti dan mengecewakan wanita.
4. Biasanya mau bereaksi dengan wanita mana saja.
5. Reaksinya bisa lambat, tenang, cepat, hingga secepat kilat.
6. Ketika larut dengan alkohol, ia menjadi tak berdaya dan menolak
unsur-unsur lain.
7. Kurang senang dengan tetek bengek urusan rumah tangga
8. Kurang suka
berurusan dengan keperluan anak-anak kecil.

Tujuh Sifat pria

1. Kreatif
2. Ambisius
3. Modern
4. Pesimis
5. Radikal
6. Eksotik
7. Tangguh
Kalau di singkat, sifat pria itu K.A.M.P.R.E.T .

Wednesday, October 3, 2007

Portas

Di suatu sore...
"No, lagi ngapain loe..?"
"Nggak lagi ngapa-ngapain, emangnya kenapa...?"
"Mortas yuk..."
"Mortas..?? Apaan tuh..?? Lagian gue udah males main sama loe lagi, gara-gara loe gue didamprat orang kampung yang punya tambak..." (kalau mau tahu cerita tentang hal ini silahkan baca postingan saya yang berjudul "mancing")
"Laguan loooooo..... Kalo mortas nih nggak pake ketahuan deh, Dijamin..!"
"Emangnya mortas ngapain sih...??"
"Mortas itu asal katanya portas, nah, portas itu racun ikan, kalo kita sebarin portas di kali, ikan-ikan pasti pada klepek-klepek, trus kita tinggal ngambil doank..."
"Wah yang bener tuh, gue ikutan deh..."

Akhirnya kita beli portas di pasar Ciputat, setelah itu langsung kita sebar di kali dekat rumah saya, dan hasilnya benar saja, ikan-ikan di sana langsung pada mabok, kita tinggal ngambil tanpa bersusah payah. Senang bukan kepalang, ikan-ikan tersebut langsung kita bakar, tentunya tidak lupa memanggil teman-teman yang lain.

"Wah hebat loe No..."
"Bukan gue, tapi si Narto tuh yang punya ide..."
"Yang punya ide sih gue, tapi kan yang punya duit si Rino tuh ha..ha..ha.."

Setelah kenyang kita pulang ke rumah masing-masing
Malam hari sekitar pukul 20.00 pintu rumah diketuk orang.
"Assalamualaikum..."
"Wa alaikum salam..." Bapakku menjawab

Begitu pintu dibuka ternyata yang datang adalah orang yang punya tambak yang ikannya pernah aku pancing (sekali lagi saya ingatkan untuk membaca postingan saya dengan judul "mancing").

"Ada apa Pak...?"
"Begini Pak, sepertinya anak bapak nggak ada kapoknya..."
"Lho ada apa ini..? Anak saya nyuri ikan lagi...?"
"Bukan, tapi anak bapak meracuni ikan di kali, dan air kali itu merupakan sumber air dari tambak saya, akibatnya ikan saya pada mati semua...!"

Berakibat benar-benar tidak boleh bergaul dengan Narto lagi...

Tuesday, October 2, 2007

Mie Goreng

Sekali lagi tentang makanan di kantor...

"Her, gue pesen mie goreng ya..."
"Iya mas, pedes nggak...?"
"Sedeng aja..."

15 menit kemudian OBku si Heri muncul sambil membawa bungkusan

"Nih mas mie gorengnya..."
"Ma kasih ya Her...?" balasku sambil membuka bungkusan
Dan...
"Her... mie gorengnya kok ada bihunnya..??
"Iya mas, tadi pas saya pesen mienya tinggal dikit, ya udah saya suruh tukangnya nyampurin bihun aja biar jadi satu porsi..."

Gubrak....

Lontong Sate


Suatu sore di Wisma Dharmala Sakti, tempat saya berkantor dulu....

"Gue titip sate donk...."
"Pake nasi atau pake lontong No...?"
"Pake lontong aja deh..."

Suatu hal biasa yang terjadi di antara kita di setiap sore adalah acara makan sore, yang males ke kantin atau ke gang senggol atau lagi sibuk biasanya minta tolong titip makanan kepada teman-teman satu departemen yang turun ke kantin atau ke gang senggol tersebut.

"Loe nggak makan, Fer...??"
"Gue udah nitip ama Widi..."
"Oh ya udah, gue juga udah nitip sama Danang..."
"Danang...? Emangnya dia mau dititipin?"
"Ya jelas mau lah...."

Satu jam telah lewat, akhirnya rombongan tim pembawa titipan makanan datang

"Nih Rin.... Sate 10 pake lontong"
"Ma kasih ya Nang..."

Saya buka bungkus plastik sate dan kemudian mengerutkan dahi, kayaknya ada yang aneh dengan sate plus lontong ini, dan ternyata..... Sate memang benar 10 tusuk, tapi lontongnya Tidak Dipotong. Suatu kesalahan unik yang membuat saya geli, sejak kapan ada orang makan sate tapi lontongnya tidak dipotong...?? Tertawa dalam hati, senyum tersungging di mulut, memundurkan kursi sambil berbisik ke teman di belakang saya

"Fer, loe pesen apa...?"
"Nasi goreng, loe apa...??"
"Sate, tapi lontongnya nggak dipotong..."
"Ha..ha..ha.. yang bener loe... mana gue liat...??"
"Sssssttt... udah deh biarin aja, lagian gue kan udah cukup berterima kasih dia mau dititipin makanan..."balasku sambil berbisik
"Hi..hi..hi.. iya deh..."

Tapi tidak lama ada kejadian yang mengejutkan, Boss saya yang super cerewet keluar dari ruangan...

"Rin, loe pesen makanan apa..?" tanyanya dengan lantang, biasalah, si Bos itu kalau ngomong nggak ada bassnya, full treble dan kuencengnya minta maap...
"Pesen sate mbak..."
"Bagi donk...."
Sambil mendekat ke arah saya dan menatap sate di meja saya dia bergegas dengan penuh semangat sambil ketawa ketiwi. Tapi tiba-tiba ada suara melengking yang meledak di sore hari mirip suara sirine Paspampres...

"RINOOOO.....!!!! LOE PESEN SATE SAMA SIAPA...?? LONTONGNYA KOK NGGAK DIPOTONG...?? ORANG GUOBLOG MANA YANG PESEN SATE TAPI LONTONGNYA NGGAK DIPOTONG...???"

Gubraaakk.......
Nggak enak ati juga sama si Danang hi..hi..hi..

Sampai dengan hari ini tragedi lontong itu masih sering dibuat lucu-lucuan oleh teman-teman meskipun si pembawa lontong tanpa dipotong itu sudah resign dan si Boss sudah tidak di sini lagi tapi tetap saja saya masih merasa tidak enak hati

This story is dedicated to Danang...

Monday, October 1, 2007

Mancing...


Waktu itu saya masih kelas 4 SD...
Pada saat menunggu buka puasa salah seorang kawan saya, namanya kalo nggak salah si Narto, mengajak saya untuk memancing di sebuah danau buatan di dekat pasar Ciputat....
"Loe mau ngapain No..?"
"Nggak ngapa-ngapain, paling mau main sepeda, emang kenapa To....??"
"Mancing yuk..."
"Tapi kan bentar lagi Buka Puasa, ogah ah..."
"Udah, sebentaran doank.... sekarang jam setengah lima, kita mancing sejam aja"
"Ya udah deh, gue ikut..."
Tidak seberapa lama Narto sudah siap dengan perlengkapan mancingnya, begitu juga dengan saya. Dan ternyata dia mengajak teman sebaya saya juga, namanya Maman, cerita mengenai Maman ini sebenarnya seru karena saya dulu sempat naksir salah seorang kakaknya. Kita lanjutkan cerita mancing ini dulu ya....
"Wah Man, loe ikutan juga..??'
"iya nih, emak gue nggak masak, kalo dapet ikan kan lumayan buat kita makan rame-rame, di rumah gue nggak suka masakannya..."
Akhirnya berangkatlah kita bertiga ke danau yang dituju. Ternyata danau tersebut bukanlah danau, melainkan sebuah tambak ikan yang menurut Narto adalah tambak liar. Mengambil posisi masing-masing kemudian mancinglah kita bertiga. Satu jam telah lewat dan kita ternyata berhasil mendapatkan beberapa ekor ikan, lumayan buat bahan buka puasa. Pulanglah kita dan kita bakar ikan tersebut di depan rumah Maman, setelah matang bagian saya tentu saja saya bawa pulang dan dengan bangga saya pamerkan ke ibu dan bapak. Mereka cuma tersenyum...

"Assalamualaikum......"
"Wa alaikum salam, mau cari siapa ya Pak..?"
"Betul ini rumah Pak Suharto....??"
"Iya betul saya sendiri, ada perlu apa ya Pak...??"
"Begini Pak, saya cuma mau ngasih tau aja kalo anak Bapak udah nyuri ikan saya...."
"Lho Pak, jangan sembarangan ya.... anak saya itu emang sih tadi sore bawa ikan, tapi itu hasil dia mancing"
"Bapak betul, anak bapak memang dapet ikan itu dari mancing, cuma anak bapak mancingnya di tambak saya....!!!"

Akhirnya....
Berakibat nggak boleh lagi bergaul dengan Narto....

Orgasme

Saya lupa kejadian ini pada waktu kelas berapa, tapi yang pasti sih pas SMA, nama-namanya terpaksa dibuat fiktif, tetapi ceritanya real. Kejadiannya dimulai ketika diskusi nggak penting dimulai selesai jam sekolah
"No, loe tadi bisa nggak ngerjain bahasa inggrisnya..??"
"Gue lagi loe tanyain, kayak baru kenal gue aje, ya jelas nggak bisa donk..."
Tiba-tiba datanglah seorang teman saya yang saya pikir dia adalah orang paling kumel, lecek dan aneh di sekolah. Sebut saja namanya Dudi.
"Heh temen-temen, gue punya ide cemerlang nih, gimana kalo kita ngerjain guru.."
"Wah kalo ngerjain guru gue nggak ikutan deh, bisa berabe tuh urusannya.." Ujarku
"Tapi yang ini nggak bakalan ketahuan bro..."
"Wah yang bener...?"
"Iye, cuma agak mahal..."
"Mahal..?? Emangnya kita mau ngapain..??"
Selagi asik ngobrol tiba-tiba datanglah dua orang temanku yang lain. Mumpung lagi pada ngumpul saya ajaklah mereka untuk ikutan meeting.
"Oke deh Dud, rencana loe apaan...??"
"Gue mau bikin (sebut saja Mira) Bu Mira orgasme..."
"Hah... Loe gila....!!"
"Iye, gila loe... Kalo gitu urusannya bisa sama polisi tuh.."
"Ya nggak lah.... Gue punya dukun yang bisa membuat seorang perempuan orgasme, medianya pake kacang polong, kalo kacang polong yang udah dikasih jampi-jampi itu dipecahin maka si perempuan tadi akan langsung orgasme..."
"Hmmm.... Lucu juga ya... gimana nih temen-temen, pada setuju nggak..?"
"Oke deh kita pada setuju, biayanya berapa..?"
"Biayanya satu orang Go ceng deh..." sahut Dudi dengan lantang
"Oke, hari ini loe kerjain, duitnya besok kita kasih.."
"Siiiippp...."
Keesokan harinya kami berempat sudah berharap-harap cemas dan duduk paling depan. Sampai-sampai Bu Mira terperangah karena kita mau duduk depan. Tidak berapa lama muncullah si Dudi sambil tersenyum-senyum dan ikut duduk di depan.
"Kalian kok tumben duduk di depan..?"
"iya Bu, yang kemarin kita nggak gitu ngerti..."
"Oh ya sudah, baguslah kalo begitu, sekarang kita lanjutkan pelajaran minggu ini..."
Pelajaran dimulai, setelah satu jam pertama mulailah saya memerintahkan Dudi untuk memulai tugasnya. Pertama dia mengeluarkan kacang polong dari selembar kecil kain batik, dia baca-baca mantera kemudian dia berdiam diri.
"Dud, kok loe diem aja, udah kerjain aja..."
"Tenang bro, tunggu tuh guru menghadap ke papan tulis... Pasti reaksinya lucu.."
Tidak berapa lama Bu Mira membelakangi kami sambil menulis di papan tulis, Dudi dengan mimik serius mengeluarkan kacang polong itu diikuti dengan mulut kami berempat yang menganga menunggu pertunjukan heboh tahun ini....
"Traaakkk......"
Kacang polong sudah dipecah, secara serius kami menatap dengan tajam ke arah Bu Mira, terutama (maaf) dibagian bokongnya. Hitungan satu, dua, tiga, empat, lima sampai dua puluh tidak ada pergerakan (lucu) yang berarti. Dan tiba-tiba...
Dari arah luar kelas ada anak kelas sebelah yang berteriak....

"Heh Dud, kembaliin go ceng gue...!!"

Sunday, September 30, 2007

Diuber Fans

Suatu malam hari sekitar pukul 21.00 di perempatan Mampang...
Saya pulang kantor dan sedang berdiri menunggu bis ke arah Depok, kebetulan hari itu saya tidak bawa mobil or motor, tiba-tiba....
"Selamat malam Pak..."
"Met malem..."
"Bapak kerja di Trans7...?"
"Yup, emang kenapa.?"
Sambil bertanya saya memperhatikan orang yang menegur saya tersebut, seorang laki-laki usia sekitar 20 - 25 tahun, berpakaian trendy, kaos kuning, celana jeans, bersepatu kets sport. Dibelakangnya berdiri dua orang wanita ABG, kira-kira berumur 15 - 20 tahun.
"Begini Pak, Bapak Produser atau bukan..?"
"Bukan, saya kerja behind the desk..."
"Di bagian apa Pak..?"
"Kamu ngapain nanya-nanya..?"
"Bukan apa-apa Pak, begini, saya dan dua orang kawan saya ini mau ngelamar di Trans7 atau Trans TV sebagai apapun asal masuk TV, jadi figuran juga nggak papa...?"
"Oooohh... gitu...., saya bukan bagian produksi, saya cuma orang belakang meja"
"Tapi Pak, kita minta tolong donk titip buat anak produksi"
Melihat gelagatnya yang agak memaksa dan kebetulan hari itu saya lelah sekali, akhirnya saya mengiyakan permintaan mereka, dan tanpa disangka-sangka mereka ternyata telah mempersiapan foto full body, dan dibalik foto tersebut tercantum CV singkat mereka. Di tangan saya terdapat tiga lembar foto pemberian mereka, satu foto laki-laki, dua foto perempuan, dengan sigap saya langsung masukkan tiga foto tersebut ke dalam tas.
"Terima kasih Pak....."
"Sama-sama" saya menyahut.
Setelah itu mereka pergi ke arah Mampang dan suasana kembali sunyi, tinggal saya sendiri yang menunggu bis. Celingak celinguk memperhatikan jalan jangan sampai ada bis ke arah Depok yang terlewatkan. Tiba-tiba saja sudut kiri mata saya menyambut suatu fenomena yang tidak lazim, muncul segerombolan ABG baik laki-laki maupun perempuan sekitar 10 orang yang menuju ke arah saya berdiri, saya sok cuek, tapi ada kata-kata salah satu dari mereka yang membuat saya bergeming
"Itu tuh orangnya, cepetan kasih aja langsung"
"Iya, gue yakin tuh orangnya...
Wah urusan apaan nih, sepertinya saya sudah lama tidak bentrok sama orang. Tapi setelah saya cerna lebih lanjut ternyata gerombolan ABG tersebut bergerombol untuk memberikan sesuatu di tangan mereka yang ternyata foto full body, jadi ternyata tiga orang yang saya terima fotonya memberi info kepada teman-teman lainnya untuk memberikan foto dan cvnya ke saya jika mereka ingin menjadi figuran sinetron. Wah panik donk, geser ke kanan sambil sok tidak tahu, mata melirik ke kiri, ternyata mereka masih menuju ke arah saya, langkah agak diperlebar ke kanan, mundur sedikit dibalik tembok, langsung kabuuuurrrr..... Tujuannya satu, balik ke kantor...

Setelah itu naik taksi selama satu minggu

Thursday, September 27, 2007

UGD


"Bapak mau kemana..?"
"Ya jelas ke sini donk..!"
"Bukan Pak, maksud saya di sini UGD, bapak mau kemana..?"
"Ya ke sini ke UGD, saya mau dicek, kalo perlu dirawat..!"
"Oh iya ya, sebentar ya Pak, mohon tunggu di sini"

Itulah percakapan saya dengan salah seorang suster laki-laki (gue nggak tau kalo suster laki-laki disebutnya apaan) di UGD RS. Pertamina di suatu sore hari. Suster (ke depan nanti kita sebut perawat saja ya) atau perawat tersebut dengan nada bingung terus bertanya kepada saya sepertinya saya ini adalah orang ling lung yang nyasar ke UGD. Memang sih pada waktu itu dress code saya agak acak-acakan. Mengenakan kaos berkerah (polo shirt), celana jeans biru belel (tapi nggak robek lho), sandal jepit (sepatu di mobil) dan muka kusam karena baru aja pulang kuliah, maklum saya mengambil kuliah S2 kelas eksekutif hari Sabtu Minggu di UMB dan baru aja selesai ujian.

Tidak lama kemudian datang perawat yang lain sambil memandang serius ke arah saya, kemudian dia bertanya,

"Bapak ke sini mau cek apa..?"
"Saya mau cek darah, kalo emang penyakitnya parah saya mau langsung diopname aja"
"Ok, Bapak ke sini sama siapa..?"
"Sendiri...."
Kembali si perawat menatap saya tajam...
"Bener-bener sendiri Pak...?"
"Iya..."
"Bapak sudah menikah..?"
"Sudah...."
"Lalu dimana istri Bapak...?"
"Lho kok situ nanya soal istri..? Istri saya lagi nemenin anak saya yang lagi sakit..."
"Oh gitu, trus Bapak nggak punya sanak keluarga..?"
"Punya... Emang kenapa...?"
"Bukan apa-apa Pak, jangan marah dulu, Bapak ke UGD tanpa ada yang mengantar padahal Bapak punya istri dan sanak keluarga kan bisa menimbulkan pertanyaan..."
"Gini aja deh Mas, situ mau nerima saya apa nggak...?" Kalau nggak ya saya pindah Rumah Sakit nih..!"
"Sabar Pak, Bapak tidur aja deh di ruangan situ..."

Akhirnya tidurlah saya di ruang UGD sambil bersungut-sungut, mau cek darah kok nggak boleh, padahal gue kan bayar.

Tidak lama kemudian datanglah dokter yang kemungkinan besar sudah dicekoki cerita aneh oleh perawat tadi, sambil tersenyum dia langsung mengambil darah dan meminta saya untuk menunggu sekitar 2-3 jam untuk mengetahui hasil Labnya.

Sambil menunggu hasil Lab saya termenung, sebenarnya benar juga apa yang ada di benak perawat tadi, gue ke UGD sendirian tanpa ada cacat dan luka, mau langsung minta cek darah dan langsung minta opname, trus pake ngomel-ngomel gara-gara dianggap aneh, hi..hi..hi.. jadi malu sendiri...

Ternyata hasil Lab menyatakan kalau saya tidak mengidap penyakit apa-apa, cuma kecapean aja....

Jika Anak Sakit


Sudah menjadi kebiasaan kita untuk meremehkan penyakit flu jika anak kita terutama yang balita demam. "Aaaaahhh.. paling pilek, bentar lagi juga dingin." Tapi nanti dulu, ada gejala-gejala penyakit berat dan benar-benar berat sehingga bisa menimbulkan kematian yang diawali dengan demam, anak saya Andra juga pernah mengalami hal yang sama.

Berawal dari demam yang tidak menentu, terkadang temperatur naik dan tidak lama kemudian turun membuat saya dan istri kebingungan, berhubung anak pertama ya sudah sewajarnya kalo kita dihinggapi rasa panik. Akhirnya kita mengambil tindakan untuk langsung membawa Andra ke RS. Pertamina dan langsung dilakukan tindakan tes darah. Ternyata Andra tertular demam berdarah. Sejak saat itu saya mengambil kesimpulan untuk jangan menganggap remeh demam, jika terus berlanjut sebaiknya pergi ke dokter dan jika ingin kepastian langsung saja tes darah ke Laboratorium terdekat.

Ingat, Tes darah adalah sarana ampuh untuk mengetahui segala sesuatu tentang keadaan tubuh yang selama ini hanya kita duga-duga

Tuesday, September 25, 2007

MatematikA

Semasa SD nilai NEM matematikaku 9.8, tertinggi ke dua di DKI, tetapi begitu menginjak SMA kemampuan matematikaku jauh menurun seiring dengan meningkatnya intensitas pergaulan. Hal ini menyebabkan setiap guru matematika gue anggap sebagai guru killer.

Ada kejadian lucu di setiap pelajaran matematika yang selalu dilakukan selama dua jam mata pelajaran pada saat gue duduk di kelas 3, di setiap minggu guru matematikaku yang biasa di sebut nenek lampir (maaf ya bu...) selalu memanggil secara abjad nama anak-anak untuk maju ke depan mengerjakan soal di papan tulis. Lima orang lima orang selalu digilir untuk maju. Normalnya mereka mengerjakan pekerjaan itu 5 - 10 menit, kemudian pelajaran dilanjutkan untuk membahas bahan berikutnya. Daaaaaannnnn..... setiap guru itu memanggil nama gue,"Rino, maju ke depan!" maka anak-anak satu kelas langsung bersuara lega," Asiiiiikk... dua jam pelajaran bebaaaaaasss....."

Mungkinkah Bersahabat dengan Lawan Jenis..??

Beberapa kali saya mendengar dari teman bahwa kalau kita sudah dekat dengan seorang wanita maka akan sulit untuk tidak berpacaran, dalam hal ini lebih dekat dari sekedar teman tapi sudah menyerupai sahabat. Saya cuma bisa tertawa dan berkata dalam hati,"hal itu mungkin saja terjadi kok, bisa saja kita bersahabat dan benar-benar menyayangi sahabat kita itu tanpa ada embel-embel lebih dari seorang sahabat." Itu saya alami sendiri.

SMA kelas dua sekitar tahun 91, saya berkenalan dengan seorang cewek di kelas sebelah, namanya kita sebut saja "Dayang". Cewek yang baru aku kenal ini imut dari segi wajah tapi lebih tinggi dari saya dari segi postur tubuh, kita langsung cocok dan sering ngobrol berdua dan dia sering kali curhat bahkan hampir setiap hari tentang segala apapun, tentang ortu, mantan pacar dan lain-lain. Kebetulan dia pada waktu itu belum punya pacar jadi semua orang mengira kalau kita pacaran. Kalo gue sih seneng-seneng aja, tapi kasihan dia kan kalo disangka pacaran sama gue, penurunan derajat tuh ha..ha..ha..

Begitu naik kelas tiga entah bagaimana kita bisa satu kelas (gue juga bingung secara kelasnya banyak banget tiba-tiba kita bisa satu kelas), saya memilih untuk duduk satu bangku dengan Iyan yang juga merupakan tetangga dan teman saya sejak kecil. Tapi tiba-tiba ada suara merdu memanggil,"No, duduk sama gue aja ya..." Wah asiiik, akhirnya ada cewek yang ngajak gue duduk bareng, akhirnya gue duduk bareng dia selama satu tahun.

Banyak yang kita alami berdua semasa itu, dia mulai pacaran dengan teman seangkatan (gue juga sih), dia lebih memperhatikan saya daripada pacarnya (gue juga sih), dia lebih sering bersama-sama dengan saya daripada dengan pacarnya (yaaa... gue juga sih), pokoknya banyak banget yang kita lakukan bersama dan untungnya pacarnya ngerti banget kalo gue dan dia tidak bisa terpisahkan ceileeeeee.....

Pengalaman saya dan dia tentunya akan bisa dilihat pada postingan pengalaman hidup saya yang lain, cuma pada intinya kita bisa saja bersahabat dengan lawan jenis tanpa ada embel-embel pacaran atau paling nggak naksir satu sama lain, sampai saat ini saya dan dia masih berhubungan tapi tidak sedekat dulu karena perbedaan tempat kerja dan kesibukan masing-masing.

So, it is nice to have a best friend, even she is a woman...

Feelings

Dalam kehidupan manusia ada 4 urutan perasaan terhadap lawan jenis yang bisa dicermati dan dibuktikan secara empiris, silahkan baca urutan di bawah ini:

1. Sayang
Sayang adalah dasar dari semua perasaan positif seseorang kepada lawan jenisnya. Sayang tidak berarti harus pacaran karena sayang bisa berbentuk pertemanan bahkan persahabatan. Kalau kita care kepada seseorang maka itu dapat kita katagorikan sebagai sayang. Untuk contoh gampangnya misalnya kita melihat salah seorang teman kita terjatuh dan secara refleks kita berlari untuk menolongnya, maka hal tersebut bisa dikatakan rasa sayang kita terhadap teman kita tersebut

2. Percaya
Percaya adalah tahap kedua dari perasaan positif. Jika kita sudah percaya kepada seseorang maka kita pasti sayang terhadap orang tersebut. Jika sudah mencapai tahap ini kita berarti sudah bisa mempercayai seseorang dan biasanya ditandai dengan saling curhat. Pada tahap ini biasanya sepasang manusia berlawanan jenis sudah mulai berpacaran.

3. Cinta
Cinta adalah komitmen, hal ini udah pernah saya tulis pada postingan sebelumnya. Jika seseorang sudah merasakan cinta kepada orang lain maka orang tersebut sudah bersedia berkomitmen dengan orang lain tersebut. Cinta itu kekal, tidak seperti sayang yang bisa luluh dan hancur berantakan, cinta bisa saja terasa menghilang karena tertutup rasa benci, tapi cinta akan bisa muncul lagi sewaktu-waktu. Jika seseorang sudah merasakan cinta dengan orang lain maka biasanya peristiwa ini bisa berujung dengan perkawinan.

4. Kasihan
Tahap ini tidak ada hubungannya dengan tiga tahap di atas, tetapi jika seseorang sudah merasa kasihan terhadap pasangannya maka orang tersebut akan teramat sangat sulit untuk melepaskan pasangannya tersebut meskipun dia sudah tidak merasakan lagi rasa sayang. Tahap inilah yang sulit karena biasanya sepasang sejoli sudah bisa mencapai tahap ini jika sudah berhubungan cukup lama sehingga rasa ketergantungan satu sama lain menjadi amat sangat besar.

Sekian ulasan dari saya, moga bermanfaat...

Monday, September 24, 2007

Tampar....

Saya selalu bersekolah di sekolah negeri Favorit, SD di SDN Ciputat I (hi..hi..hi.. Favorit di Ciputat), SMP di SMP XI, kemudian melanjutkan ke SMA 70. Di 70 sudah menjadi kebiasaan gencet menggencet di kalangan senior dan junior. Saya punya pengalaman lucu ketika saya kelas 2 SMA.

Setiap anak wajib memakai pakaian rapi pada saat sekolah. Adalah haram hukumnya jika senior melihat seseorang junior tidak berpakaian rapi misalnya baju yang dikeluarkan, tidak pakai kaus kaki, celana robek dan coret coret dan lain sebagainya. Saya sendiri terbiasa tidak memasukkan baju dan hal ini selalu menjadi bahan bagi para senior untuk mengajak saya berkelahi pada saat pulang sekolah. Hari itu adalah hari naas bagi saya atau kalau boleh saya bilang bagi seseorang bernama Ferdy yang memiliki banyak kawan di kelas tiga. Ferdy adalah anak baru di angkatan saya, baru masuk satu minggu dan dia belum mengenal kawan-kawan satu angkatannya, yang dia kenal adalah justru kakak-kakak kelas saya karena kebetulan kakaknya merupakan orang "terpandang" di kalangan "jet set" SMA di Jakarta. Hari itu setelah istirahat siang saya mau masuk kelas, tiba-tiba seseorang mengangkat kerah leher baju saya dari belakang dan mendorong saya masuk ke WC di lantai dua, saya kaget dan langsung menyadari kalau saya bakalan dipukulin atau minimal ditampar karena baju saya yang dikeluarin. Benar saja, seseorang tiba-tiba memukul saya, saya kaget dan tidak sempat mengelak, kira-kira selang dua detik dia mukul lagi dan kena telak di pelipis saya, saya diam saja, terima nasib karena dikelilingi para senior, setelah itu saya disuruh keluar...

Pulang sekolah saya diinterogasi oleh teman-teman kenapa saya sampai dipukul dan seperti biasa saya ceritakan dari A sampai Z, ndelalahnya si pemukul saya itu muncul di hadapan saya, saya cukup kaget karena dia muncul di tongkrongan anak kelas 2, dan ternyata belakangan saya ketahui bahwa namanya adalah Ferdy, anak baru dan bergaulnya sama anak kelas 3 jadi dia belum kenal temen-temen seangkatannya. Huh, sebel juga sih dipukul sama anak baru, seangkatan pula...

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tanpa terasa akhirnya saya naik ke kelas 3, senangnya jadi senior dan penguasa sekolah, bebas eeeuuuuyyyyy..... Hingga pada suatu siang dengan naluri memburu, satu hari setelah saya naik ke kelas 3, saya berlari ke arah seseorang, saya tarik kemejanya dari belakang, begitu dia menoleh langsung saya beri dia bogem mentah, satu kali, dua kali dan yang terakhir tiga kali sambil saya berkata, "Gue udah nunggu mukul loe hampir setaun, mulai sekarang hidup loe bakal sengsara gara-gara pernah mukul gue!" Entahlah setelah kejadian itu saya tidak pernah lagi melihat dia.

Makanya jangan sembarang mukul orang ya.....

Mencuri Uang Tabungan Sekolah


Di sekolah saya dulu pada saat masih SD, kita para murid diwajibkan menabung disekolah, dan hukumnya wajib kecuali bagi orang yang benar-benar tidak mampu. Uangnya dikumpulkan oleh guru wali kelas masing-masing, dan dicatat di buku tabungan yang selalu kita pegang. Di sekolah ada anak yang sampai sekarang saya masih ingat namanya selalu menabung di atas rata-rata anak-anak di sana. Namanya Yopie dan dia selalu menabung setiap hari sebesar Rp. 500.00 Wah jaman dulu sih uang segitu lumayan besar nilainya, sekitar tahun 1982an.Saya termasuk orang yang standar-standar aja dalam menabung. Cukup Rp. 100.00 per hari.

Nah pada suatu hari terjadi suatu peristiwa yang gak akan saya lupakan seumur hidup. Kejadiannya pada saat saya kelas 2 SD, guru wali kelas saya pada waktu itu bernama Ibu Khadijah. Pada suatu siang sekitar pukul 11 beliau menghitung uang tabungan di meja guru dan anak-anak dibiarkan bermain-main di dalam kelas, alhasil terjadi kericuhan dan hiruk pikuk anak-anak yang bercanda dengan teman-temannya, termasuk saya tentunya. Entah bagaimana topi yang tadi pagi saya pakai untuk upacara pagi (topi SD standar) dipakai untuk lempar-lemparan teman-teman dan akhirnya jatuh ke meja Ibu Khadijah, tapi beliau cuek sambil menghitung uang tabungan anak-anak kelas pada hari itu. Begitu saya melihat topi saya berada di jangkauan langsung saja saya meraih topi tersebut dan langsung memakainya di kepala saya, namun apa yang terjadi.......

Begitu topi saya pakai secara reflek saya berteriak kesakitan karena ternyata pada saat saya mengambil topi tersebut secara tidak disengaja uang logam yang jumlahnya lumayan banyak ikut terambil ke dalam topi tersebut dan menimpa kepala saya. Malangnya adalah Bu Khadijah mengira saya berniat mencuri uang tersebut. Saya yang sedang "menikmati" rasa sakit akibat kepala saya yang tertimpa banyak uang logam tiba-tiba tangan saya dipegang oleh Ibu guru tadi dan saya diseret ke kantor guru, saya menangis sejadi-jadinya dan berteriak-teriak kalau saya bukan pencuri.

Diproses di ruang guru dan dikelilingi oleh guru-guru yang menurut saya killer, ada Pak Jayani, Ibu Khadijah, Pak Sodikin, Pak Endang, dan masih banyak lagi yang saya lupa namanya. Hampir semuanya menuduh saya pencuri. Saya sudah berhenti menangis dan mulai mendengar di luar kalau ada kakak-kakak kelas saya yang mengolok-olok saya dari luar ruangan," tukang nyolong tuh...!" Wah saya nggak terima donk, saya kembali balas teriakannya " Dasar orang miskin, Gue orang kaya, gak mungkin nyolong, loe tuh yang biang nyolong, dasar miskin..!!" Tiba-tiba saya dijambak oleh salah seorang guru yang mengatakan kalau omongan saya tidak pantas, saya kembali menangis hu..hu..hu..

Tidak lama ibu saya datang dengan tergopoh-gopoh, entah apa yang dibicarakannya dengan kepala sekolah dan tim guru akhirnya saya bebas pulang, sampai di rumah saya ceritakan apa adanya dan ternyata ortu tidak marah, malah memberi nasihat kalau besok-besok harus lebih hati-hati dan jangan becanda di dalam kelas.

Lalu bagaimana dengan kakak-kakak kelas yang mengolok-ngolok saya..?? Sepanjang tahun selama mereka bersekolah disana ejekan tersebut masih selalu terdengar di telinga saya dan seperti biasa selalu saya balas dengan kata-kata "Dasar miskin, untung gue kaya, jadinya nggak norak kayak loe."

(maaf kalau kata-katanya agak kurang berkenan)

This story is dedicated for my Elementary School Teacher Mr. Sodikin

Putus Lagiiiii.... Putus Lagi......


Pada suatu hari seorang teman curhat, "Gue baru putus nih", suaranya terdengar parau. Ray (kita sebut saja dia dengan nama itu) mengernyitkan dahi dan seperti tidak punya harapan hidup, sesekali menghela nafas sambil berulang-ulang berkata, "enam tahun man, enam tahun gue buang waktu." Saya cuma bisa tersenyum sambil menghisap rokok dalam-dalam, melihat tingkah lakunya mengingatkan saya kepada diri saya sendiri pada saat sebelum menikah.

Saya bukan tipe playboy bahkan kalo dilihat secara fisik jauh banget kali yaaaa..... Tapi dalam dunia pacar memacar saya sudah sembilan kali pacaran, delapan kali diputusin dan satu kali mutusin cewek, jadi skornya masih 8-1, kalah telak. Pertama kali diputusin rasanya dunia ini hancur lebur, beberapa minggu kemudian dapet pacar lagi, gak lama diputusin lagi (untuk kedua kalinya gue diputusin), rasanya dunia hampir hancur lebur, beberapa minggu kemudian dapet pacar lagi dan gak lama diputusin lagi, nah setelah yang ketiga ini gue jadi berfikir buat apa bersedih kalo cuma baru pacaran...?? Apa aja sih yang membuat kita sedih..?? Analisanya adalah :

1. Biasanya kita menerima telpon dari pacar kita sebelum tidur, begitu putus nggak ditelpon lagi so kita merasa kehilangan dan berakibat kita sedih
2. Kita biasa melakukan sesuatu di hari libur or weekend bersama pacar kita, nah begitu putus kita nggak bisa pergi lagi sama pacar kita itu, merasa kehilangan dan berakibat sedih
3. Udah makan sayang...?? Pulang jam berapa..?? Udah mau bobo..?? dan masih banyak lagi kata-kata yang kita gak akan pernah dengar lagi dari mantan pacar kita itu, rasa kangen akan perhatiannya pasti membuat kita sedih
4. Pacar kita pasti menghibur kalau kita mendapatkan kemalangan, entah nilai ujian jelek, diomelin ortu dan lain-lain, sekarang nggak ada lagi yang hibur kita, pasti bikin kita sedih
5. Dan yang pasti rasa kangen akan membuat kita sedih

Mungkin masih banyak yang belum sempat ditulis di atas yang bisa membuat kita sedih akibat diputusin pacar, tapi percaya deh, menurut pengalaman, kita akan bisa melupakan pacar-pacar kita itu dengan jalan menyibukkan diri dengan pekerjaan kita, menikmati hobi kita dan yang paling jitu adalah pacaran lagi. Kalau gue pribadi sih tentu saja pacaran lagi, tapi kalaupun nggak pacaran lagi atau memutuskan untuk sementara waktu menjomblo ada cara jitu untuk melupakan si doi yaitu kita harus berfikir bahwa : "DIA AJA NGGAK MIKIRIN GUE NGAPAIN GUE MIKIRIN DIA..!!!"

Nah cara yang terakhir itu berguna banget buat teman saya Ray tadi, akhirnya dia hidup menjomblo......

sampai sekarang.....


Two Things Those Really Change My Life (Chapter 2)


Having a Son

Jyesthaka Nabeel Anindya Virendra (Andra) lahir tanggal 2 September 2006, sehat dengan berat 3 Kilo, finally I become a daddy. Keinginan keras istri saya untuk menyusui dan melakukan ASI eksklusif minimal 6 bulan mengakibatkan Andra pada satu minggu pertamanya di dunia yang gegap gempita ini kurus sekali, bahkan kalo bisa di bilang seperti anak di Ethiopia diakibatkan oleh air susu yang belum keluar. Orang-orang disekitar (kecuali orang tua dan mertua) sempat bertanya-tanya, kenapa tidak dikasih susu formula saja, kasihan bayinya haus dan tidak dapat makanan sedikitpun. Karena istri saya sudah dibekali ilmu yang lumayan cukup mengenai kualitas ASI yang sedemikian hebatnya dan kebetulan sekali dr. Oetami Rusli (maaf kalau salah mengejanya) yang notabene adalah salah satu ahli ASI yang diakui di dunia, pernah memberikan kami Private Lessons mengenai hal tersebut maka segala komentar itu dapat kami mentahkan karena bayi yang baru lahir ternyata mampu bertahan hidup tanpa makan dan minum sampai satu minggu lamanya.

Kelahiran Andra tentunya membuat kehidupan kami berdua, saya dan istri, berubah total, dari yang hanya memikirkan "kita" berdua sekarang memiliki fokus yang lain yaitu anak. segala macam apapun itu akan dilakukan demi anak. Saya bekerja dan kuliah lagi untuk anak, demikian pula istri yang juga bekerja hanya untuk anak, pokoknya semua untuk Andra. Setiap ada suatu masalah pasti akan lebih diselesaikan dengan memandang keuntungan dari sisi si anak. Tidak ada yang boleh terlewat dari setiap perkembangannya termasuk istri yang selalu aktif menghubungi dokter demi menjaga kesehatan Andra.

Hari ini Andra sudah berumur 1 tahun, sehat, dan tidak bisa diam. Anak itu aktif sekali, dan lucunya bukan main. Tempo hari tanggal 2 September 2007 ia merayakan ulang tahunnya yang pertama, dan semakin hari peranannya sebagai perekat keluarga semakin nyata.

Two Things Those Really Change My Life (Chapter 1)

Getting Married

Banyak hal terjadi dalam kehidupan, mulai dari hal-hal kecil hingga suatu peristiwa yang besar, kesemuanya itu membentuk karakter dan sikap kita di dalam menghadapi segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup ini. Dari kesemuanya itu ada dua peristiwa yang benar-benar membuat hidup saya berubah total, salah satunya adalah Menikah.

Getting Married atau menikah menurut saya sebagai seorang laki-laki muslim adalah mirip-mirip sunat dimana mau tidak mau kita akan dan harus melewatinya. Rasa sakit, perih, susah bahkan senang dan gembira merupakan kumpulan dari segala macam rasa yang bercampur aduk pada saat kita melakukan sunat. Demikian pula dengan Menikah, banyak hal yang terjadi di dalam kehidupan perkawinan, rasa susah, sakit, perih dan juga senang dan gembira seperti halnya sunat. Bedanya adalah kalau sunat kita "nyungsep" sendiri sedangkan dalam perkawinan kita paling tidak "nyungsep" berdua.

"Sayang" adalah rasa, "Cinta" adalah komitmen, rasa sayang mungkin saja berkurang atau hilang, tapi rasa Cinta akan abadi meskipun terkadang kita lupa bahwa kita masih mencintai seseorang dan akan kembali mengingatnya jika orang tersebut sudah tiada. Lalu bagaimana cara mewujudkan cinta, salah satunya yang umum dilakukan orang adalah menikah, di dalam kata tersebut sudah tercantum makna cinta dan komitmen. Jadi "sayang" kepada pasangan belum berarti cinta, tapi rasa sayang sudah include ke dalam cinta

Banyak dari kawan-kawan yang memberikan "petuah" dan nasihat tentang suatu perkawinan yang pada dasarnya saya menganggap hampir semua petuah dan nasihat itu adalah "racun", bahwa menikah itu adalah sebuah rantai, di mana rantai tersebut tidak akan bisa dikendurkan atau bahkan diputuskan jika tanpa persetujuan dari istri kita. Well, kalau kita telaah secara harfiah memang demikian adanya, tetapi jika kita lebih melihat ke dalam hati kita dan lebih membuka pola pikir kita hasilnya akan luar biasa. Pernikahan bisa merupakan suatu perwujudan impian dua insan manusia yang memiliki impian super hebat atau kalau saya boleh mengutip kata-kata istri saya yaitu "extraordinary". Penyesuaian di sana sini, kerendahan hati untuk mengalah, komitmen untuk bertahan dan tekad yang kuat untuk membina suatu rumah tangga yang kekal abadi adalah kunci yang bisa dijadikan sumber inspirasi demi tercapainya suatu pernikahan yang ideal. Tidak ada suatu hasil yang baik yang tidak dilewati dengan berbagai macam pengorbanan.

Perubahan dalam hidup kita setelah menikah sudah pasti jelas terjadi, kosentrasi keuangan, monogami, tujuan hidup dan kehidupan sosial, semuanya berubah total dan sentral dari semua itu adalah keluarga yang baru dan akan kita bina. Menurut saya pribadi menikah itu seru, banyak intrik yang harus kita hadapi dan itu merupakan tantangan besar dalam hidup saya, so buat teman-teman, Jangan Takut Menikah, apapun kata orang...