Sunday, September 30, 2007

Diuber Fans

Suatu malam hari sekitar pukul 21.00 di perempatan Mampang...
Saya pulang kantor dan sedang berdiri menunggu bis ke arah Depok, kebetulan hari itu saya tidak bawa mobil or motor, tiba-tiba....
"Selamat malam Pak..."
"Met malem..."
"Bapak kerja di Trans7...?"
"Yup, emang kenapa.?"
Sambil bertanya saya memperhatikan orang yang menegur saya tersebut, seorang laki-laki usia sekitar 20 - 25 tahun, berpakaian trendy, kaos kuning, celana jeans, bersepatu kets sport. Dibelakangnya berdiri dua orang wanita ABG, kira-kira berumur 15 - 20 tahun.
"Begini Pak, Bapak Produser atau bukan..?"
"Bukan, saya kerja behind the desk..."
"Di bagian apa Pak..?"
"Kamu ngapain nanya-nanya..?"
"Bukan apa-apa Pak, begini, saya dan dua orang kawan saya ini mau ngelamar di Trans7 atau Trans TV sebagai apapun asal masuk TV, jadi figuran juga nggak papa...?"
"Oooohh... gitu...., saya bukan bagian produksi, saya cuma orang belakang meja"
"Tapi Pak, kita minta tolong donk titip buat anak produksi"
Melihat gelagatnya yang agak memaksa dan kebetulan hari itu saya lelah sekali, akhirnya saya mengiyakan permintaan mereka, dan tanpa disangka-sangka mereka ternyata telah mempersiapan foto full body, dan dibalik foto tersebut tercantum CV singkat mereka. Di tangan saya terdapat tiga lembar foto pemberian mereka, satu foto laki-laki, dua foto perempuan, dengan sigap saya langsung masukkan tiga foto tersebut ke dalam tas.
"Terima kasih Pak....."
"Sama-sama" saya menyahut.
Setelah itu mereka pergi ke arah Mampang dan suasana kembali sunyi, tinggal saya sendiri yang menunggu bis. Celingak celinguk memperhatikan jalan jangan sampai ada bis ke arah Depok yang terlewatkan. Tiba-tiba saja sudut kiri mata saya menyambut suatu fenomena yang tidak lazim, muncul segerombolan ABG baik laki-laki maupun perempuan sekitar 10 orang yang menuju ke arah saya berdiri, saya sok cuek, tapi ada kata-kata salah satu dari mereka yang membuat saya bergeming
"Itu tuh orangnya, cepetan kasih aja langsung"
"Iya, gue yakin tuh orangnya...
Wah urusan apaan nih, sepertinya saya sudah lama tidak bentrok sama orang. Tapi setelah saya cerna lebih lanjut ternyata gerombolan ABG tersebut bergerombol untuk memberikan sesuatu di tangan mereka yang ternyata foto full body, jadi ternyata tiga orang yang saya terima fotonya memberi info kepada teman-teman lainnya untuk memberikan foto dan cvnya ke saya jika mereka ingin menjadi figuran sinetron. Wah panik donk, geser ke kanan sambil sok tidak tahu, mata melirik ke kiri, ternyata mereka masih menuju ke arah saya, langkah agak diperlebar ke kanan, mundur sedikit dibalik tembok, langsung kabuuuurrrr..... Tujuannya satu, balik ke kantor...

Setelah itu naik taksi selama satu minggu

Thursday, September 27, 2007

UGD


"Bapak mau kemana..?"
"Ya jelas ke sini donk..!"
"Bukan Pak, maksud saya di sini UGD, bapak mau kemana..?"
"Ya ke sini ke UGD, saya mau dicek, kalo perlu dirawat..!"
"Oh iya ya, sebentar ya Pak, mohon tunggu di sini"

Itulah percakapan saya dengan salah seorang suster laki-laki (gue nggak tau kalo suster laki-laki disebutnya apaan) di UGD RS. Pertamina di suatu sore hari. Suster (ke depan nanti kita sebut perawat saja ya) atau perawat tersebut dengan nada bingung terus bertanya kepada saya sepertinya saya ini adalah orang ling lung yang nyasar ke UGD. Memang sih pada waktu itu dress code saya agak acak-acakan. Mengenakan kaos berkerah (polo shirt), celana jeans biru belel (tapi nggak robek lho), sandal jepit (sepatu di mobil) dan muka kusam karena baru aja pulang kuliah, maklum saya mengambil kuliah S2 kelas eksekutif hari Sabtu Minggu di UMB dan baru aja selesai ujian.

Tidak lama kemudian datang perawat yang lain sambil memandang serius ke arah saya, kemudian dia bertanya,

"Bapak ke sini mau cek apa..?"
"Saya mau cek darah, kalo emang penyakitnya parah saya mau langsung diopname aja"
"Ok, Bapak ke sini sama siapa..?"
"Sendiri...."
Kembali si perawat menatap saya tajam...
"Bener-bener sendiri Pak...?"
"Iya..."
"Bapak sudah menikah..?"
"Sudah...."
"Lalu dimana istri Bapak...?"
"Lho kok situ nanya soal istri..? Istri saya lagi nemenin anak saya yang lagi sakit..."
"Oh gitu, trus Bapak nggak punya sanak keluarga..?"
"Punya... Emang kenapa...?"
"Bukan apa-apa Pak, jangan marah dulu, Bapak ke UGD tanpa ada yang mengantar padahal Bapak punya istri dan sanak keluarga kan bisa menimbulkan pertanyaan..."
"Gini aja deh Mas, situ mau nerima saya apa nggak...?" Kalau nggak ya saya pindah Rumah Sakit nih..!"
"Sabar Pak, Bapak tidur aja deh di ruangan situ..."

Akhirnya tidurlah saya di ruang UGD sambil bersungut-sungut, mau cek darah kok nggak boleh, padahal gue kan bayar.

Tidak lama kemudian datanglah dokter yang kemungkinan besar sudah dicekoki cerita aneh oleh perawat tadi, sambil tersenyum dia langsung mengambil darah dan meminta saya untuk menunggu sekitar 2-3 jam untuk mengetahui hasil Labnya.

Sambil menunggu hasil Lab saya termenung, sebenarnya benar juga apa yang ada di benak perawat tadi, gue ke UGD sendirian tanpa ada cacat dan luka, mau langsung minta cek darah dan langsung minta opname, trus pake ngomel-ngomel gara-gara dianggap aneh, hi..hi..hi.. jadi malu sendiri...

Ternyata hasil Lab menyatakan kalau saya tidak mengidap penyakit apa-apa, cuma kecapean aja....

Jika Anak Sakit


Sudah menjadi kebiasaan kita untuk meremehkan penyakit flu jika anak kita terutama yang balita demam. "Aaaaahhh.. paling pilek, bentar lagi juga dingin." Tapi nanti dulu, ada gejala-gejala penyakit berat dan benar-benar berat sehingga bisa menimbulkan kematian yang diawali dengan demam, anak saya Andra juga pernah mengalami hal yang sama.

Berawal dari demam yang tidak menentu, terkadang temperatur naik dan tidak lama kemudian turun membuat saya dan istri kebingungan, berhubung anak pertama ya sudah sewajarnya kalo kita dihinggapi rasa panik. Akhirnya kita mengambil tindakan untuk langsung membawa Andra ke RS. Pertamina dan langsung dilakukan tindakan tes darah. Ternyata Andra tertular demam berdarah. Sejak saat itu saya mengambil kesimpulan untuk jangan menganggap remeh demam, jika terus berlanjut sebaiknya pergi ke dokter dan jika ingin kepastian langsung saja tes darah ke Laboratorium terdekat.

Ingat, Tes darah adalah sarana ampuh untuk mengetahui segala sesuatu tentang keadaan tubuh yang selama ini hanya kita duga-duga

Tuesday, September 25, 2007

MatematikA

Semasa SD nilai NEM matematikaku 9.8, tertinggi ke dua di DKI, tetapi begitu menginjak SMA kemampuan matematikaku jauh menurun seiring dengan meningkatnya intensitas pergaulan. Hal ini menyebabkan setiap guru matematika gue anggap sebagai guru killer.

Ada kejadian lucu di setiap pelajaran matematika yang selalu dilakukan selama dua jam mata pelajaran pada saat gue duduk di kelas 3, di setiap minggu guru matematikaku yang biasa di sebut nenek lampir (maaf ya bu...) selalu memanggil secara abjad nama anak-anak untuk maju ke depan mengerjakan soal di papan tulis. Lima orang lima orang selalu digilir untuk maju. Normalnya mereka mengerjakan pekerjaan itu 5 - 10 menit, kemudian pelajaran dilanjutkan untuk membahas bahan berikutnya. Daaaaaannnnn..... setiap guru itu memanggil nama gue,"Rino, maju ke depan!" maka anak-anak satu kelas langsung bersuara lega," Asiiiiikk... dua jam pelajaran bebaaaaaasss....."

Mungkinkah Bersahabat dengan Lawan Jenis..??

Beberapa kali saya mendengar dari teman bahwa kalau kita sudah dekat dengan seorang wanita maka akan sulit untuk tidak berpacaran, dalam hal ini lebih dekat dari sekedar teman tapi sudah menyerupai sahabat. Saya cuma bisa tertawa dan berkata dalam hati,"hal itu mungkin saja terjadi kok, bisa saja kita bersahabat dan benar-benar menyayangi sahabat kita itu tanpa ada embel-embel lebih dari seorang sahabat." Itu saya alami sendiri.

SMA kelas dua sekitar tahun 91, saya berkenalan dengan seorang cewek di kelas sebelah, namanya kita sebut saja "Dayang". Cewek yang baru aku kenal ini imut dari segi wajah tapi lebih tinggi dari saya dari segi postur tubuh, kita langsung cocok dan sering ngobrol berdua dan dia sering kali curhat bahkan hampir setiap hari tentang segala apapun, tentang ortu, mantan pacar dan lain-lain. Kebetulan dia pada waktu itu belum punya pacar jadi semua orang mengira kalau kita pacaran. Kalo gue sih seneng-seneng aja, tapi kasihan dia kan kalo disangka pacaran sama gue, penurunan derajat tuh ha..ha..ha..

Begitu naik kelas tiga entah bagaimana kita bisa satu kelas (gue juga bingung secara kelasnya banyak banget tiba-tiba kita bisa satu kelas), saya memilih untuk duduk satu bangku dengan Iyan yang juga merupakan tetangga dan teman saya sejak kecil. Tapi tiba-tiba ada suara merdu memanggil,"No, duduk sama gue aja ya..." Wah asiiik, akhirnya ada cewek yang ngajak gue duduk bareng, akhirnya gue duduk bareng dia selama satu tahun.

Banyak yang kita alami berdua semasa itu, dia mulai pacaran dengan teman seangkatan (gue juga sih), dia lebih memperhatikan saya daripada pacarnya (gue juga sih), dia lebih sering bersama-sama dengan saya daripada dengan pacarnya (yaaa... gue juga sih), pokoknya banyak banget yang kita lakukan bersama dan untungnya pacarnya ngerti banget kalo gue dan dia tidak bisa terpisahkan ceileeeeee.....

Pengalaman saya dan dia tentunya akan bisa dilihat pada postingan pengalaman hidup saya yang lain, cuma pada intinya kita bisa saja bersahabat dengan lawan jenis tanpa ada embel-embel pacaran atau paling nggak naksir satu sama lain, sampai saat ini saya dan dia masih berhubungan tapi tidak sedekat dulu karena perbedaan tempat kerja dan kesibukan masing-masing.

So, it is nice to have a best friend, even she is a woman...

Feelings

Dalam kehidupan manusia ada 4 urutan perasaan terhadap lawan jenis yang bisa dicermati dan dibuktikan secara empiris, silahkan baca urutan di bawah ini:

1. Sayang
Sayang adalah dasar dari semua perasaan positif seseorang kepada lawan jenisnya. Sayang tidak berarti harus pacaran karena sayang bisa berbentuk pertemanan bahkan persahabatan. Kalau kita care kepada seseorang maka itu dapat kita katagorikan sebagai sayang. Untuk contoh gampangnya misalnya kita melihat salah seorang teman kita terjatuh dan secara refleks kita berlari untuk menolongnya, maka hal tersebut bisa dikatakan rasa sayang kita terhadap teman kita tersebut

2. Percaya
Percaya adalah tahap kedua dari perasaan positif. Jika kita sudah percaya kepada seseorang maka kita pasti sayang terhadap orang tersebut. Jika sudah mencapai tahap ini kita berarti sudah bisa mempercayai seseorang dan biasanya ditandai dengan saling curhat. Pada tahap ini biasanya sepasang manusia berlawanan jenis sudah mulai berpacaran.

3. Cinta
Cinta adalah komitmen, hal ini udah pernah saya tulis pada postingan sebelumnya. Jika seseorang sudah merasakan cinta kepada orang lain maka orang tersebut sudah bersedia berkomitmen dengan orang lain tersebut. Cinta itu kekal, tidak seperti sayang yang bisa luluh dan hancur berantakan, cinta bisa saja terasa menghilang karena tertutup rasa benci, tapi cinta akan bisa muncul lagi sewaktu-waktu. Jika seseorang sudah merasakan cinta dengan orang lain maka biasanya peristiwa ini bisa berujung dengan perkawinan.

4. Kasihan
Tahap ini tidak ada hubungannya dengan tiga tahap di atas, tetapi jika seseorang sudah merasa kasihan terhadap pasangannya maka orang tersebut akan teramat sangat sulit untuk melepaskan pasangannya tersebut meskipun dia sudah tidak merasakan lagi rasa sayang. Tahap inilah yang sulit karena biasanya sepasang sejoli sudah bisa mencapai tahap ini jika sudah berhubungan cukup lama sehingga rasa ketergantungan satu sama lain menjadi amat sangat besar.

Sekian ulasan dari saya, moga bermanfaat...

Monday, September 24, 2007

Tampar....

Saya selalu bersekolah di sekolah negeri Favorit, SD di SDN Ciputat I (hi..hi..hi.. Favorit di Ciputat), SMP di SMP XI, kemudian melanjutkan ke SMA 70. Di 70 sudah menjadi kebiasaan gencet menggencet di kalangan senior dan junior. Saya punya pengalaman lucu ketika saya kelas 2 SMA.

Setiap anak wajib memakai pakaian rapi pada saat sekolah. Adalah haram hukumnya jika senior melihat seseorang junior tidak berpakaian rapi misalnya baju yang dikeluarkan, tidak pakai kaus kaki, celana robek dan coret coret dan lain sebagainya. Saya sendiri terbiasa tidak memasukkan baju dan hal ini selalu menjadi bahan bagi para senior untuk mengajak saya berkelahi pada saat pulang sekolah. Hari itu adalah hari naas bagi saya atau kalau boleh saya bilang bagi seseorang bernama Ferdy yang memiliki banyak kawan di kelas tiga. Ferdy adalah anak baru di angkatan saya, baru masuk satu minggu dan dia belum mengenal kawan-kawan satu angkatannya, yang dia kenal adalah justru kakak-kakak kelas saya karena kebetulan kakaknya merupakan orang "terpandang" di kalangan "jet set" SMA di Jakarta. Hari itu setelah istirahat siang saya mau masuk kelas, tiba-tiba seseorang mengangkat kerah leher baju saya dari belakang dan mendorong saya masuk ke WC di lantai dua, saya kaget dan langsung menyadari kalau saya bakalan dipukulin atau minimal ditampar karena baju saya yang dikeluarin. Benar saja, seseorang tiba-tiba memukul saya, saya kaget dan tidak sempat mengelak, kira-kira selang dua detik dia mukul lagi dan kena telak di pelipis saya, saya diam saja, terima nasib karena dikelilingi para senior, setelah itu saya disuruh keluar...

Pulang sekolah saya diinterogasi oleh teman-teman kenapa saya sampai dipukul dan seperti biasa saya ceritakan dari A sampai Z, ndelalahnya si pemukul saya itu muncul di hadapan saya, saya cukup kaget karena dia muncul di tongkrongan anak kelas 2, dan ternyata belakangan saya ketahui bahwa namanya adalah Ferdy, anak baru dan bergaulnya sama anak kelas 3 jadi dia belum kenal temen-temen seangkatannya. Huh, sebel juga sih dipukul sama anak baru, seangkatan pula...

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tanpa terasa akhirnya saya naik ke kelas 3, senangnya jadi senior dan penguasa sekolah, bebas eeeuuuuyyyyy..... Hingga pada suatu siang dengan naluri memburu, satu hari setelah saya naik ke kelas 3, saya berlari ke arah seseorang, saya tarik kemejanya dari belakang, begitu dia menoleh langsung saya beri dia bogem mentah, satu kali, dua kali dan yang terakhir tiga kali sambil saya berkata, "Gue udah nunggu mukul loe hampir setaun, mulai sekarang hidup loe bakal sengsara gara-gara pernah mukul gue!" Entahlah setelah kejadian itu saya tidak pernah lagi melihat dia.

Makanya jangan sembarang mukul orang ya.....

Mencuri Uang Tabungan Sekolah


Di sekolah saya dulu pada saat masih SD, kita para murid diwajibkan menabung disekolah, dan hukumnya wajib kecuali bagi orang yang benar-benar tidak mampu. Uangnya dikumpulkan oleh guru wali kelas masing-masing, dan dicatat di buku tabungan yang selalu kita pegang. Di sekolah ada anak yang sampai sekarang saya masih ingat namanya selalu menabung di atas rata-rata anak-anak di sana. Namanya Yopie dan dia selalu menabung setiap hari sebesar Rp. 500.00 Wah jaman dulu sih uang segitu lumayan besar nilainya, sekitar tahun 1982an.Saya termasuk orang yang standar-standar aja dalam menabung. Cukup Rp. 100.00 per hari.

Nah pada suatu hari terjadi suatu peristiwa yang gak akan saya lupakan seumur hidup. Kejadiannya pada saat saya kelas 2 SD, guru wali kelas saya pada waktu itu bernama Ibu Khadijah. Pada suatu siang sekitar pukul 11 beliau menghitung uang tabungan di meja guru dan anak-anak dibiarkan bermain-main di dalam kelas, alhasil terjadi kericuhan dan hiruk pikuk anak-anak yang bercanda dengan teman-temannya, termasuk saya tentunya. Entah bagaimana topi yang tadi pagi saya pakai untuk upacara pagi (topi SD standar) dipakai untuk lempar-lemparan teman-teman dan akhirnya jatuh ke meja Ibu Khadijah, tapi beliau cuek sambil menghitung uang tabungan anak-anak kelas pada hari itu. Begitu saya melihat topi saya berada di jangkauan langsung saja saya meraih topi tersebut dan langsung memakainya di kepala saya, namun apa yang terjadi.......

Begitu topi saya pakai secara reflek saya berteriak kesakitan karena ternyata pada saat saya mengambil topi tersebut secara tidak disengaja uang logam yang jumlahnya lumayan banyak ikut terambil ke dalam topi tersebut dan menimpa kepala saya. Malangnya adalah Bu Khadijah mengira saya berniat mencuri uang tersebut. Saya yang sedang "menikmati" rasa sakit akibat kepala saya yang tertimpa banyak uang logam tiba-tiba tangan saya dipegang oleh Ibu guru tadi dan saya diseret ke kantor guru, saya menangis sejadi-jadinya dan berteriak-teriak kalau saya bukan pencuri.

Diproses di ruang guru dan dikelilingi oleh guru-guru yang menurut saya killer, ada Pak Jayani, Ibu Khadijah, Pak Sodikin, Pak Endang, dan masih banyak lagi yang saya lupa namanya. Hampir semuanya menuduh saya pencuri. Saya sudah berhenti menangis dan mulai mendengar di luar kalau ada kakak-kakak kelas saya yang mengolok-olok saya dari luar ruangan," tukang nyolong tuh...!" Wah saya nggak terima donk, saya kembali balas teriakannya " Dasar orang miskin, Gue orang kaya, gak mungkin nyolong, loe tuh yang biang nyolong, dasar miskin..!!" Tiba-tiba saya dijambak oleh salah seorang guru yang mengatakan kalau omongan saya tidak pantas, saya kembali menangis hu..hu..hu..

Tidak lama ibu saya datang dengan tergopoh-gopoh, entah apa yang dibicarakannya dengan kepala sekolah dan tim guru akhirnya saya bebas pulang, sampai di rumah saya ceritakan apa adanya dan ternyata ortu tidak marah, malah memberi nasihat kalau besok-besok harus lebih hati-hati dan jangan becanda di dalam kelas.

Lalu bagaimana dengan kakak-kakak kelas yang mengolok-ngolok saya..?? Sepanjang tahun selama mereka bersekolah disana ejekan tersebut masih selalu terdengar di telinga saya dan seperti biasa selalu saya balas dengan kata-kata "Dasar miskin, untung gue kaya, jadinya nggak norak kayak loe."

(maaf kalau kata-katanya agak kurang berkenan)

This story is dedicated for my Elementary School Teacher Mr. Sodikin

Putus Lagiiiii.... Putus Lagi......


Pada suatu hari seorang teman curhat, "Gue baru putus nih", suaranya terdengar parau. Ray (kita sebut saja dia dengan nama itu) mengernyitkan dahi dan seperti tidak punya harapan hidup, sesekali menghela nafas sambil berulang-ulang berkata, "enam tahun man, enam tahun gue buang waktu." Saya cuma bisa tersenyum sambil menghisap rokok dalam-dalam, melihat tingkah lakunya mengingatkan saya kepada diri saya sendiri pada saat sebelum menikah.

Saya bukan tipe playboy bahkan kalo dilihat secara fisik jauh banget kali yaaaa..... Tapi dalam dunia pacar memacar saya sudah sembilan kali pacaran, delapan kali diputusin dan satu kali mutusin cewek, jadi skornya masih 8-1, kalah telak. Pertama kali diputusin rasanya dunia ini hancur lebur, beberapa minggu kemudian dapet pacar lagi, gak lama diputusin lagi (untuk kedua kalinya gue diputusin), rasanya dunia hampir hancur lebur, beberapa minggu kemudian dapet pacar lagi dan gak lama diputusin lagi, nah setelah yang ketiga ini gue jadi berfikir buat apa bersedih kalo cuma baru pacaran...?? Apa aja sih yang membuat kita sedih..?? Analisanya adalah :

1. Biasanya kita menerima telpon dari pacar kita sebelum tidur, begitu putus nggak ditelpon lagi so kita merasa kehilangan dan berakibat kita sedih
2. Kita biasa melakukan sesuatu di hari libur or weekend bersama pacar kita, nah begitu putus kita nggak bisa pergi lagi sama pacar kita itu, merasa kehilangan dan berakibat sedih
3. Udah makan sayang...?? Pulang jam berapa..?? Udah mau bobo..?? dan masih banyak lagi kata-kata yang kita gak akan pernah dengar lagi dari mantan pacar kita itu, rasa kangen akan perhatiannya pasti membuat kita sedih
4. Pacar kita pasti menghibur kalau kita mendapatkan kemalangan, entah nilai ujian jelek, diomelin ortu dan lain-lain, sekarang nggak ada lagi yang hibur kita, pasti bikin kita sedih
5. Dan yang pasti rasa kangen akan membuat kita sedih

Mungkin masih banyak yang belum sempat ditulis di atas yang bisa membuat kita sedih akibat diputusin pacar, tapi percaya deh, menurut pengalaman, kita akan bisa melupakan pacar-pacar kita itu dengan jalan menyibukkan diri dengan pekerjaan kita, menikmati hobi kita dan yang paling jitu adalah pacaran lagi. Kalau gue pribadi sih tentu saja pacaran lagi, tapi kalaupun nggak pacaran lagi atau memutuskan untuk sementara waktu menjomblo ada cara jitu untuk melupakan si doi yaitu kita harus berfikir bahwa : "DIA AJA NGGAK MIKIRIN GUE NGAPAIN GUE MIKIRIN DIA..!!!"

Nah cara yang terakhir itu berguna banget buat teman saya Ray tadi, akhirnya dia hidup menjomblo......

sampai sekarang.....


Two Things Those Really Change My Life (Chapter 2)


Having a Son

Jyesthaka Nabeel Anindya Virendra (Andra) lahir tanggal 2 September 2006, sehat dengan berat 3 Kilo, finally I become a daddy. Keinginan keras istri saya untuk menyusui dan melakukan ASI eksklusif minimal 6 bulan mengakibatkan Andra pada satu minggu pertamanya di dunia yang gegap gempita ini kurus sekali, bahkan kalo bisa di bilang seperti anak di Ethiopia diakibatkan oleh air susu yang belum keluar. Orang-orang disekitar (kecuali orang tua dan mertua) sempat bertanya-tanya, kenapa tidak dikasih susu formula saja, kasihan bayinya haus dan tidak dapat makanan sedikitpun. Karena istri saya sudah dibekali ilmu yang lumayan cukup mengenai kualitas ASI yang sedemikian hebatnya dan kebetulan sekali dr. Oetami Rusli (maaf kalau salah mengejanya) yang notabene adalah salah satu ahli ASI yang diakui di dunia, pernah memberikan kami Private Lessons mengenai hal tersebut maka segala komentar itu dapat kami mentahkan karena bayi yang baru lahir ternyata mampu bertahan hidup tanpa makan dan minum sampai satu minggu lamanya.

Kelahiran Andra tentunya membuat kehidupan kami berdua, saya dan istri, berubah total, dari yang hanya memikirkan "kita" berdua sekarang memiliki fokus yang lain yaitu anak. segala macam apapun itu akan dilakukan demi anak. Saya bekerja dan kuliah lagi untuk anak, demikian pula istri yang juga bekerja hanya untuk anak, pokoknya semua untuk Andra. Setiap ada suatu masalah pasti akan lebih diselesaikan dengan memandang keuntungan dari sisi si anak. Tidak ada yang boleh terlewat dari setiap perkembangannya termasuk istri yang selalu aktif menghubungi dokter demi menjaga kesehatan Andra.

Hari ini Andra sudah berumur 1 tahun, sehat, dan tidak bisa diam. Anak itu aktif sekali, dan lucunya bukan main. Tempo hari tanggal 2 September 2007 ia merayakan ulang tahunnya yang pertama, dan semakin hari peranannya sebagai perekat keluarga semakin nyata.

Two Things Those Really Change My Life (Chapter 1)

Getting Married

Banyak hal terjadi dalam kehidupan, mulai dari hal-hal kecil hingga suatu peristiwa yang besar, kesemuanya itu membentuk karakter dan sikap kita di dalam menghadapi segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup ini. Dari kesemuanya itu ada dua peristiwa yang benar-benar membuat hidup saya berubah total, salah satunya adalah Menikah.

Getting Married atau menikah menurut saya sebagai seorang laki-laki muslim adalah mirip-mirip sunat dimana mau tidak mau kita akan dan harus melewatinya. Rasa sakit, perih, susah bahkan senang dan gembira merupakan kumpulan dari segala macam rasa yang bercampur aduk pada saat kita melakukan sunat. Demikian pula dengan Menikah, banyak hal yang terjadi di dalam kehidupan perkawinan, rasa susah, sakit, perih dan juga senang dan gembira seperti halnya sunat. Bedanya adalah kalau sunat kita "nyungsep" sendiri sedangkan dalam perkawinan kita paling tidak "nyungsep" berdua.

"Sayang" adalah rasa, "Cinta" adalah komitmen, rasa sayang mungkin saja berkurang atau hilang, tapi rasa Cinta akan abadi meskipun terkadang kita lupa bahwa kita masih mencintai seseorang dan akan kembali mengingatnya jika orang tersebut sudah tiada. Lalu bagaimana cara mewujudkan cinta, salah satunya yang umum dilakukan orang adalah menikah, di dalam kata tersebut sudah tercantum makna cinta dan komitmen. Jadi "sayang" kepada pasangan belum berarti cinta, tapi rasa sayang sudah include ke dalam cinta

Banyak dari kawan-kawan yang memberikan "petuah" dan nasihat tentang suatu perkawinan yang pada dasarnya saya menganggap hampir semua petuah dan nasihat itu adalah "racun", bahwa menikah itu adalah sebuah rantai, di mana rantai tersebut tidak akan bisa dikendurkan atau bahkan diputuskan jika tanpa persetujuan dari istri kita. Well, kalau kita telaah secara harfiah memang demikian adanya, tetapi jika kita lebih melihat ke dalam hati kita dan lebih membuka pola pikir kita hasilnya akan luar biasa. Pernikahan bisa merupakan suatu perwujudan impian dua insan manusia yang memiliki impian super hebat atau kalau saya boleh mengutip kata-kata istri saya yaitu "extraordinary". Penyesuaian di sana sini, kerendahan hati untuk mengalah, komitmen untuk bertahan dan tekad yang kuat untuk membina suatu rumah tangga yang kekal abadi adalah kunci yang bisa dijadikan sumber inspirasi demi tercapainya suatu pernikahan yang ideal. Tidak ada suatu hasil yang baik yang tidak dilewati dengan berbagai macam pengorbanan.

Perubahan dalam hidup kita setelah menikah sudah pasti jelas terjadi, kosentrasi keuangan, monogami, tujuan hidup dan kehidupan sosial, semuanya berubah total dan sentral dari semua itu adalah keluarga yang baru dan akan kita bina. Menurut saya pribadi menikah itu seru, banyak intrik yang harus kita hadapi dan itu merupakan tantangan besar dalam hidup saya, so buat teman-teman, Jangan Takut Menikah, apapun kata orang...