Thursday, November 8, 2007

Superman


Pulang kantor, waktu itu masih berdomisili di Wisma Dharmala Sakti Sudirman, sekitar jam 8 malam, kebetulan hari itu tidak bawa mobil atau motor jadi terpaksa ngebis. Pulang masih ke Ciputat, berarti ke arah Blok M, harus menyeberang jalan melewati jembatan penyeberangan, suatu kegiatan yang melelahkan karena tangganya lumayan banyak.

Sampai di atas jembatan saya berjalan santai, tapi ada satu keanehan yang terjadi, tas (bagpack) yang saya bawa di punggung bergoyang tertarik-tarik, wah saya langsung berpikiran negatif, sepertinya tas saya sedang ditarik-tarik orang. Langsung saja saya mempercepat dan memperpanjang langkah, tapi tetap saja tas saya tertarik-tarik, sebel juga rasanya, akhirnya saya langsung berpaling untuk langsung mengkonfrontir orang yang menarik-narik tas. Tapi yang mengejutkan adalah tidak ada orang yang berprilaku mencurigakan, semua yang ada di sekitar saya bertingkah laku normal layaknya orang-orang yang sedang pulang kerja, secara pada waktu itu juga masih pukul 8 malam dan suasana sangat ramai. Saya kembali berjalan, tapi tentunya dengan sedikit pertambahan kewaspadaan.

Sesampainya di seberang saya bertemu dengan salah seorang teman dari departemen Finance, namanya Nuri yang kebetulan sedang menunggu bis bersama pacarnya. Saya menegurnya, dia tersenyum, sedikit basa basi akhirnya saya berlalu dan berdiri tidak jauh dari tempat Nuri berdiri. Tidak lama Nuri dan pacarnya naik bis, tinggallah saya dan orang-orang yang tidak saya kenal menunggu bis yang tidak kunjung datang. Tidak berapa lama ada kejadian aneh lagi....

Tas saya kembali ditarik-tarik orang, tapi yang lebih mengejutkan lagi ternyata secara tidak sadar saya diapit oleh dua orang yang badannya tidak terlalu besar, sadar akan apa yang terjadi saya panik dan langsung ambil tindakan, saya dorong orang di sebelah kanan saya lalu saya pukul dengan sekuat tenaga muka dari orang yang berada di sebelah kiri saya, mereka terkejut bukan kepalang. Tapi yang tidak saya perhitungkan adalah orang yang menarik-narik tas saya dari belakang, dengan setengah berteriak ia memukul kepala saya dari belakang, saya limbung dan tiba-tiba saya sudah berdiri di tengah-tengah jalur lambat jalan Jendral Sudirman yang pada saat itu masih padat, tanpa membuang waktu saya lepas tas punggung dan saya pegang di tangan kanan sambil berteriak...

"Maju satu2 kalo berani...!! Jangan keroyokan..."

Anehnya tiba-tiba saja orang yang berniat untuk merampok saya itu menghilang entah kemana, menurut orang2 di sana sih ada yang naik angkot, ada yang naik bis dan ada yang jalan setengah berlari ke arah karet...

Wah, suatu pengalaman yang mengesankan, yang perlu digarisbawahi disini adalah pada saat itu keadaan ramai sekali, banyak orang yang menunggu bis berada di sekitar saya, baik laki-laki maupun perempuan, tapi TIDAK ADA SATUPUN YANG MEMBANTU, mungkin individualisme di Jakarta sudah mencapai puncak kedigdayaannya melebihi individualisme warga Asia lainnya.

Saya jadi seperti Superman...

1 comment:

Anonymous said...

katanya 'kaya' masih naek angkot???? hueheeee...(peace) tapi di situ emang suka bnyk penjahat kok.

-si unyil-