Friday, November 16, 2007

Menghargai Ibu...??


Apakah kalian semua tahu kapan saat yang paling menentukan untuk mengukur betapa besar rasa cinta kita kepada seorang ibu..??

Temani istri anda pada saat ia melahirkan anak-anak anda...!!

It works for me...

Thursday, November 8, 2007

Bersama Astro TV

Sudah lama saya berlangganan Astro TV. Pada suatu hari salah seorang kawan saya ingin berlangganan, kebetulan saya punya contact person salah seorang customer service disana, namanya Icha. Kawan saya ini (Ferry) langsung saya ajukan untuk diprioritaskan menjadi pelanggan, dengan senang hati Icha melayani permintaan saya dan tidak sampai satu minggu Astro sudah menjadi bagian dari hiburan keluarga teman saya tersebut.

Kira2 satu minggu kemudian salah seorang kawan saya yang lain (Faried) menghubungi saya kalau dia ingin berlangganan Astro, sontak saya langsung menghubungi Icha lagi agar pihak Marketing and Sales Astro menghubungi saya. Dan benar saja tidak lama kemudian pihak Astro menghubungi saya. Yang mengejutkan adalah saya diberitahu bahwa jika saya mengajukan satu orang untuk menjadi pelanggan Astro dan ternyata di approve maka saya bisa gratis berlangganan selama satu bulan. Dan itu berlaku kelipatan. Langsung terbayang di benak saya akan gratis dua bulan nih.

Tapi ternyata...

Hingga saat ini (hampir atau bahkan lebih dari 6 bulan) saya tetap tidak mendapatkan fasilitas itu. Saya sudah mencoba untuk menagih Icha, dari mulai dia masih bertugas di Radio Dalam, pindah ke Gading dan sekarang dia sudah keluar dari Astro yang akhirnya saya coba tanyakan ke Shendy (pengganti Icha di Astro Radio Dalam) dan hasilnya nihil. Akhirnya saya cuekin aja, anggap aja emang nggak ada fasilitas itu dan kalo nagih2 terus kok kayak gue nggak mampu bayar aja ya...???

So, jangan selalu berharap dengan hadiah dari suatu perusahaan, anggap saja dapet sukur nggak dapet ya udah...

Es Potong...

Jaman SD, sekitar 25 tahun yang lalu, ada es yang namanya es potong, es ini panjangnya sekitar satu meter kemudian dipotong2, setiap potongannya dijual Rp. 25,-. Setiap pulang sekolah aku selalu tergila-gila dengan es potong itu, tapi kalau sedang tidak punya uang aku secara sengaja ikut bergerombol dengan gerombolan anak-anak SD lain yang sedang berebutan es potong tersebut sambil ikut berteriak2 meminta bagian. Beda aku dengan anak2 SD lain tersebut adalah mereka meminta bagian es tersebut sambil mengacung-ngacungkan uang mereka sedangkan aku tidak. Aku hanya meminta2 bagian tanpa membayar, alhasil aku selalu dapat gratis dan itu aku lakukan hampir setiap hari. Yang lebih konyol lagi adalah sempat si Bapak Penjual es potong tersebut memberikan aku uang dikarenakan ia mengira bahwa aku adalah orang yang memberi ia uang dan ia berkewajiban mengembalikan karena jumlah uang tersebut terlalu besar. Wah hari itu aku pesta pora, beli es potong, cincau, bahkan bisa beli cendol...

Kemarin aku main ke Ciputat dan secara tidak sengaja aku melihat Bapak tua itu masih berjualan es potong... Ingin rasanya meminta maaf tapi permintaan maaf sepertinya tidak ada gunanya.

Superman


Pulang kantor, waktu itu masih berdomisili di Wisma Dharmala Sakti Sudirman, sekitar jam 8 malam, kebetulan hari itu tidak bawa mobil atau motor jadi terpaksa ngebis. Pulang masih ke Ciputat, berarti ke arah Blok M, harus menyeberang jalan melewati jembatan penyeberangan, suatu kegiatan yang melelahkan karena tangganya lumayan banyak.

Sampai di atas jembatan saya berjalan santai, tapi ada satu keanehan yang terjadi, tas (bagpack) yang saya bawa di punggung bergoyang tertarik-tarik, wah saya langsung berpikiran negatif, sepertinya tas saya sedang ditarik-tarik orang. Langsung saja saya mempercepat dan memperpanjang langkah, tapi tetap saja tas saya tertarik-tarik, sebel juga rasanya, akhirnya saya langsung berpaling untuk langsung mengkonfrontir orang yang menarik-narik tas. Tapi yang mengejutkan adalah tidak ada orang yang berprilaku mencurigakan, semua yang ada di sekitar saya bertingkah laku normal layaknya orang-orang yang sedang pulang kerja, secara pada waktu itu juga masih pukul 8 malam dan suasana sangat ramai. Saya kembali berjalan, tapi tentunya dengan sedikit pertambahan kewaspadaan.

Sesampainya di seberang saya bertemu dengan salah seorang teman dari departemen Finance, namanya Nuri yang kebetulan sedang menunggu bis bersama pacarnya. Saya menegurnya, dia tersenyum, sedikit basa basi akhirnya saya berlalu dan berdiri tidak jauh dari tempat Nuri berdiri. Tidak lama Nuri dan pacarnya naik bis, tinggallah saya dan orang-orang yang tidak saya kenal menunggu bis yang tidak kunjung datang. Tidak berapa lama ada kejadian aneh lagi....

Tas saya kembali ditarik-tarik orang, tapi yang lebih mengejutkan lagi ternyata secara tidak sadar saya diapit oleh dua orang yang badannya tidak terlalu besar, sadar akan apa yang terjadi saya panik dan langsung ambil tindakan, saya dorong orang di sebelah kanan saya lalu saya pukul dengan sekuat tenaga muka dari orang yang berada di sebelah kiri saya, mereka terkejut bukan kepalang. Tapi yang tidak saya perhitungkan adalah orang yang menarik-narik tas saya dari belakang, dengan setengah berteriak ia memukul kepala saya dari belakang, saya limbung dan tiba-tiba saya sudah berdiri di tengah-tengah jalur lambat jalan Jendral Sudirman yang pada saat itu masih padat, tanpa membuang waktu saya lepas tas punggung dan saya pegang di tangan kanan sambil berteriak...

"Maju satu2 kalo berani...!! Jangan keroyokan..."

Anehnya tiba-tiba saja orang yang berniat untuk merampok saya itu menghilang entah kemana, menurut orang2 di sana sih ada yang naik angkot, ada yang naik bis dan ada yang jalan setengah berlari ke arah karet...

Wah, suatu pengalaman yang mengesankan, yang perlu digarisbawahi disini adalah pada saat itu keadaan ramai sekali, banyak orang yang menunggu bis berada di sekitar saya, baik laki-laki maupun perempuan, tapi TIDAK ADA SATUPUN YANG MEMBANTU, mungkin individualisme di Jakarta sudah mencapai puncak kedigdayaannya melebihi individualisme warga Asia lainnya.

Saya jadi seperti Superman...

Thursday, November 1, 2007

Wartawan Dadakan


"Supermall kebakaran, kita harus kesana...!!" seru istriku di telpon pada suatu sore
"Ok, ntar aku anterin, tapi abis Maghrib ya..."
"Boleh, ntar sama Rena dan Harley ya...."
"Ok deh..."

Perusahaan istri saya yang terdahulu memiliki klien Supermall Karawaci, kebetulan perusahaan istri saya tersebut menangani bidang Public Relationnya. Rena, adalah teman kantor istri saya dan Harley adalah suaminya. Keunikannya adalah Saya dan Harley berada di bawah satu payung group perusahaan, saya di Trans7 dan Harley di Trans TV. Hari itu terjadi kebakaran kecil di Supermall dan istri saya diutus pergi ke sana. Akhirnya jadilah kami berempat pergi ke sana, pulang kantor langsung menjemput istri dan kemudian menjemput Rena dan Harley di Plaza Senayan.

"Wah, pas banget nih, gue pake seragam, loe juga pake seragam, jangan-jangan ntar kita dibilang wartawan Trans Corp. nih..."
"Iya, ya udah kita ngaku-ngaku aja.."ujar Harley

Sesampainya di Supermall Karawaci kami langsung bertemu dengan Kepala Operasionalnya Mbak Eny yang terlihat panik karena harus menghadapi wartawan-wartawan yang melimpah. Dia duduk di ruangannya dan tidak mau bertemu dengan wartawan di luar sebelum istri saya dan Rena datang. Saya dan Harley duduk di ruang tamu dan setiap orang yang melewati kami langsung menganggukkan kepala tanda hormat karena kami disangka wartawan Trans Corp. hi.hi..hi..

Tidak lama istri saya dan Rena keluar dari ruangan diikuti oleh Mbak Eny yang sudah bisa tersenyum, entah apa yang telah meracuni mbak Eny sehingga dia bisa tersenyum. Mbak Eny langsung menuju lobi diikuti oleh Istri saya, Rena, kemudian dibelakangnya ada Harley dan saya. Tiba-tiba saja ada dua orang wartawan yang mengaku wartawan dari Indosiar dan Global menghampiri Mbak Eny dan menyodorkan pertanyaan-pertanyaan yang menyudutkan. Kontan Mbak Eny agak kaget, tapi hanya sekejap karena secara tidak sengaja kedua wartawan tersebut melihat saya dan Harley yang masih menggunakan seragam "kebesaran" kami, tiba-tiba sikap mereka melunak dan langsung menghampiri kami berdua sambil mengulurkan tangan.

"Saya koresponden Indosiar mas... Udah lama di sini...??"
"Wah kami sih dari tadi...."Jawab Harley seenaknya
"Saya koresponden Global mas, tau dari mana ada kebakaran, kok cepet banget..."
"Yaaaa.. kan ada teknologi satelit mas, kami langsung meluncur ke sini dan langsung interview sama manager operasionalnya... Gambar sih udah ada di stock shot dan udah dikirim ke HQ...." Jawab saya seenaknya.
"Wah, Trans hebat juga ya..."

Tidak berapa lama percakapan tidak bermutu itu harus kami akhiri karena Mbak Eny ingin memberikan statement resmi... Dan yang lebih penting adalah tidak ada wartawan lain yang berani menyudutkan dia karena ternyata mereka menganggap bahwa kami, karyawan Trans Corp, sudah memiliki data interview dan stock shot untuk penayangan news esok pagi...

"Ley, kalo dia tau kita bukan anak News bisa berabe nih..."
"Tenang aja... yang penting urusan beres..."
"Ma kasih ya.... Besok-besok bantuin kita lagi, tadi sih dua wartawan itu udah menyudutkan saya, tapi saya bilang sama mereka kalo dari Trans TV dan Trans7 mau wawancara eksklusif jadi mereka nunggu sambil kepingin membuktikan kalo kita dari Supermall bener-bener ada wawancara eksklusif dengan Trans, dan ternyata mereka bener-bener percaya hi..hi..hi.." timpal Mbak Eny tiba-tiba

Senang juga membantu orang untuk tersenyum.... Mungkin kalau kita didatangkan untuk nakut-nakutin wartawan lain perlu ada fee profesionalnya ya....

Big Family.... Very Big in PInk Panther


Sepertinya cerita pada saat lebaran tahun ini tiada habis-habisnya, ada satu kejadian lagi...

Pada suatu sore kami kedatangan satu keluarga besar berjumlah sekitar 10 sampai 15 orang, mereka datang dengan menggunkan satu buah mobil angkot berwarna PINK (saking pinknya gue jadi amaze banget). Dan yang lebih mengejutkan lagi satu angkot itu bisa memuat sampai 15 orang, wow....

Bulik (panggilan untuk tante) seperti lebaran-lebaran biasa, selalu kedatangan tamu yang begitu banyaknya, tapi kali ini (menurut saya) adalah yang terbesar karena satu rombongan, seperti ada hajatan saja.

Dan yang lebih mengagetkan lagi....

Mereka biasanya datang berlebaran tidak hanya 15 orang yang hanya terdiri dari orang tua dan anak, tapi terdiri dari orang tua, anak, 23 cucu dan 16 cicit....

Pfffuifffhhh......